Masyarakat Jabar Diminta Jaga Perdamaian, Cegah Kerusuhan
Pemilu 2019 yang akan digelar 17 April 2019 harus dijaga oleh seluruh komponen masyarakat agar suasana tetap aman dan damai. Jangan sampai terjadi kerusuhan hanya karena perbedaan pilihan politik karena dampaknya sangat besar dan merugikan masyarakat.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pesta demokrasi pada Pemilu 2019 yang akan digelar pada 17 April 2019 harus dijaga oleh seluruh komponen masyarakat agar suasana tetap aman dan damai. Jangan sampai terjadi kerusuhan hanya karena perbedaan pilihan politik karena dampaknya sangat besar dan merugikan masyarakat.
Panglima Komando Daerah Militer III Siliwangi Mayor Jenderal TNI Tri Soewandono menekankan hal itu saat memberikan pengarahan dalam acara Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu Tahun 2019 yang bertajuk ”Tingkatkan Sinergitas TNI-Polri dengan Komponen Bangsa Lainnya Guna Mewujudkan Keamanan Dalam Negeri yang Kondusif”, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jumat (22/2/2019).
Hadir pula dalam acara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang pada kesempatan itu membacakan arahan dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, serta Kepala Kepolisian Daerah Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto yang juga memberikan arahannya.
”Semua komponen masyarakat harus bersatu menjaga kedamaian. Jangan sampai kerusuhan terjadi. Sebab, kerugiannya sangat besar dan proses pemulihannya membutuhkan waktu yang lama. Meski ada beda pilihan politik, jangan sampai kita beda dalam pandangan tentang stabilitas politik dan keamanan,” kata Tri Soewandono.
Tri menekankan pula, jika terdapat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berpotensi mengacaukan kegiatan pemilu, aparat keamanan supaya tetap mengedepankan tindakan hukum. ”Masyarakat juga jangan main hakim sendiri,” ucap Tri.
Semua komponen masyarakat harus bersatu menjaga kedamaian. Jangan sampai kerusuhan terjadi. Sebab, kerugiannya sangat besar dan proses pemulihannya membutuhkan waktu yang lama. (Tri Soewandono)
Sementara itu, Agung dalam arahannya menyinggung, wilayah Jabar mempunyai modal sosial yang besar dengan masyarakatnya yang memiliki toleransi tinggi, religius, agamis, dan santun. Ditunjang pula peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sinergitas TNI dan Polri, kedamaian bisa dijaga bersama-sama.
”Meski tak dimungkiri dalam pemilihan presiden dengan adanya dua pasangan calon, masyarakat terpolarisasi menjadi dua kelompok. Namun, meski ada perbedaan pilihan, mari semua komponen masyarakat supaya tetap mengutamakan persatuan sesama anak bangsa, dan sesama masyarakat Jabar. Ini demi NKRI,” kata Agung.
Agung juga mendorong pengamanan ditingkatkan. Semua Bhintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dan bintara pembina desa (babinsa) untuk bersinergi juga dengan aparat pemerintah, satuan polisi pamong praja, dan organisasi kemasyarakatan (ormas). ”Pos keamanan lingkungan dan patroli gabungan terpadu supaya diintensifkan,” ujar Agung.
Kamil juga mengimbau masyarakat jangan mudah terpengaruh atau terprovokasi dengan adanya kabar bohong atau hoaks yang dapat memecah belah. Masyarakat juga diminta tidak resah dan jangan ragu untuk memberikan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April.
”Jabar sudah teruji dengan rekam jejak positif pada Pilkada Serentak 2018 yang berlangsung lancar dan aman, tidak ada kaca yang pecah, peluru yang tertumpah, ataupun tetesan darah. Dengan kebersamaan, Pemilu 2019 di Jabar diharapkan berlangsung kondusif,” ujar Kamil.