Pasifik Selatan Apresiasi Peningkatan Peran Indonesia
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Seiring kehadiran yang semakin intensif di Pasifik Selatan, dukungan peran Indonesia di kawasan itu kian kuat. Hal ini, antara lain, dibuktikan dengan apresiasi Selandia Baru dan Papua Niugini.Ditemui di sela-sela Forum Indonesia-Pasifik Selatan (ISPF), Kamis (21/3/2019), di Jakarta, Menteri Luar Negeri Papua Niugini Rimbink Pato mengatakan, Indonesia sangat memperhatikan Pasifik. ”Indonesia tetangga dan sahabat yang sangat memperhatikan Pasifik. Papua Niugini mengapresiasi,” ujar Pato.
Menurut dia, inisiatif Indonesia untuk menggelar forum yang dihadiri 15 negara dan dua teritori di Pasifik Selatan itu penting. Alasannya, forum ini menjadi salah satu wahana untuk mencari format kerja sama kawasan.
Ia juga memuji keragaman dan demokrasi Indonesia. Pato berharap Indonesia dapat menularkan nilai-nilai itu kepada Pasifik Selatan. Negara-negara di kawasan ini bisa belajar dari RI yang menjadi negara maritim dengan ekonomi modern dan dinamis.
”Dengan pembangunan hubungan berdasarkan perdamaian serta persahabatan antara Indonesia dan Pasifik Selatan, saya yakin akan menuai manfaat strategis dari pendekatan positif ini,” kata Pato.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengapresiasi pula peningkatan peran Indonesia di Pasifik Selatan dan global. Itikad Indonesia menunjukkan pentingnya kerja sama demi kemakmuran bersama.
Diplomasi
Indonesia, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, ingin terus mendorong kerja sama berdasarkan saling menghormati. Lewat forum yang pertama kali digelar itu, Indonesia dan mitra di Pasifik Selatan memiliki wahana dialog untuk perkuatan kerja sama perdagangan, pembangunan, kemampuan teknis dan pengembangan kapasitas, serta mengurangi hambatan perdagangan dan investasi.
Forum itu juga meningkatkan sikap saling pengertian antara negara kepulauan dan kawasan. Adapun fokus isu diarahkan pada kemaritiman, pengembangan pesisir, dan perubahan iklim.
Retno mengatakan, ISPF meningkatkan persahabatan dan kerja sama Indonesia dengan negara Pasifik Selatan. Forum ini sekaligus memperluas persaudaraan kedua belah pihak sebagai pembukaan era baru kerja sama Indonesia dengan Pasifik Selatan.
ISPF adalah forum baru yang diprakarsai Indonesia. Sebelumnya, di kawasan Pasifik Selatan ada dua forum yang diikuti Indonesia, yaitu Melanesian Spearhead Group (MSG), yang didirikan tahun 1983, serta Forum Kepulauan Pasifik (PIF) yang ada sejak 1971.
Dalam lima tahun terakhir, upaya diplomasi Indonesia di kawasan Pasifik Selatan semakin meningkat. Selepas ISPF, Indonesia berinisiatif menyelenggarakan Pacific Exposition di Selandia Baru, Juli 2019. Kegiatan itu akan mempertemukan perwakilan dunia usaha dan kelompok budaya Indonesia dengan Pasifik Selatan.
Indonesia, menurut Retno, menjadikan ISPF sebagai ruang eksplorasi potensi baru di masa mendatang. Selain perwakilan pemerintah, forum itu juga dihadiri perwakilan dunia usaha dari negara-negara peserta ISPF.
Potensi kerja sama
Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya mengatakan, ISPF merupakan salah satu bukti diplomasi Indonesia memperhatikan semua kawasan. Menurut dia, peningkatan peran di Pasifik Selatan adalah penerjemahan dari arahan Presiden Joko Widodo untuk memprioritaskan diplomasi ekonomi dan pembukaan pasar baru meski saat ini volumenya masih kecil.
Lewat ISPF, dunia usaha Indonesia dan Pasifik Selatan saling menjajaki peluang. Indonesia pun menyediakan bantuan pembiayaan guna mendukung aktivitas dunia bisnis.
Mekanisme tersebut bisa dimanfaatkan pengusaha di Pasifik Selatan untuk mengembangkan usaha dengan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menawarkan kerja sama infrastruktur.
”Kemakmuran kawasan bergantung pada kerja sama. Indonesia dan Pasifik Selatan akan terus meningkatkan kemitraan,” kata Desra.
Menurut dia, Indonesia dan Pasifik Selatan juga mempunyai perhatian sama soal lingkungan hidup dan kemaritiman.
Negara-negara kepulauan di Pasifik Selatan amat khawatir dengan perubahan iklim. Fenomena itu membuat permukaan laut naik dan mengurangi wilayah daratan mereka yang sudah terbatas.
Pemanasan suhu laut juga mengancam sumber pangan dan sumber pendapatan penduduk Pasifik Selatan. (RAZ/*/JOS)