JAKARTA, KOMPAS — Waktu libur setelah Lebaran tahun ini cukup singkat. Hal ini diperkirakan membuat puncak arus balik menjadi sangat padat.
Pada Lebaran tahun ini diperkirakan banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi karena ingin menjajal Tol Trans-Jawa.
”Untuk arus mudik, yang perlu diwaspadai adalah kepadatan di Tol Cikampek. Saat ini progres pembangunan jalan tol layang sudah 70 persen. Apakah nanti, saat Lebaran, jalan tol layang sudah bisa beroperasi fungsional atau tidak akan ditentukan oleh Jasa Marga,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam jumpa pers kesiapan angkutan Lebaran di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Namun, tambah Budi, pihaknya bersama Korlantas Polri sudah menyiapkan dua pilihan untuk mengurai kepadatan lalu lintas. ”Sifatnya akan situasional. Kami harap masyarakat terus mencari informasi mengenai kondisi di jalan. Yang pasti kami juga akan melakukan pembatasan terhadap angkutan barang, baik di jalan tol maupun di jalan negara,” kata Budi.
Banyaknya alternatif moda transportasi saat ini membuat masyarakat dengan mudah berpindah moda.
Budi memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada Rabu (29/5) malam atau Kamis (30/5). ”Arus balik akan menumpuk pada Jumat atau Sabtu,” ujarnya.
Budi mengingatkan, pemudik yang menggunakan jalan tol harus berhati-hati karena bisa terdorong untuk memacu kendaraannya dengan sangat cepat sehingga rawan kecelakaan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono menambahkan, penumpang angkutan udara akan meningkat dibandingkan tahun lalu. ”Namun, peningkatannya tidak sebesar tahun lalu. Jika tahun lalu naik 7 persen, tahun ini peningkatannya hanya 3 persen. Ada peralihan moda angkutan yang dipilih masyarakat untuk mudik,” kata Isnin.
Sekretaris Badan Litbang Kemenhub Rosita Sinaga mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan Balitbang Kemenhub, pengguna Tol Trans-Jawa meningkat 80 persen dibandingkan sebelum tol dioperasikan secara menyeluruh. ”Pengguna angkutan bus juga meningkat. Di Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta, terjadi kenaikan penumpang hingga 15,37 persen,” kata Rosita.
”Banyaknya alternatif moda transportasi saat ini membuat masyarakat dengan mudah berpindah moda. Saat ini penumpang transportasi udara menurun karena selain alternatif yang banyak, juga karena harga tiket yang mahal dan adanya biaya bagasi,” kata Rosita.