Penyanyi Ari Lasso pernah menyatakan bahwa dia tak menguasai tema lain selain percintaan. Tapi itu dulu. Mantan vokalis Dewa 19 ini kini berbicara tentang nasionalisme dalam lagu anyar “Tak Harus Sama”. Lagu itu adalah muara keresahan.
“Sudah 25 tahun lebih aku menikmati manisnya industri musik dari lagu cinta. Ini saatnya aku kasih sumbangan kepada bangsa,” kata Ari di antara suapan sup dan sedikit nasi di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (21/3/2019). Malam itu, dia hendak menampilkan lagu baru yang liriknya ditulis sahabatnya Pay, juga dibantu Bongki dari band BIP.
Pada sebuah malam di bulan November 2018, kata Ari, dia sedang berada di studionya Pay di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sejatinya, mereka sedang berusaha merampungkan rekaman lagu baru Ari. Di sela-selanya, mereka mengobrolkan kondisi politik dalam negeri.
“Aku nggak suka, gelisah, sedih lihat perseteruan cebong-kampret di medsos. Rasanya, kok, seperti bukan Indonesia lagi, nih. Ternyata Pay juga merasakan hal yang sama.” lanjut Ari.
Setelah semalam suntuk bercakap-cakap, Ari pulang. Rupanya, Pay menekuni ide itu. Sore harinya, mantan gitaris Slank itu mengirimkan berkas lagu mentah, yang menurut Ari, “nadanya Lasso banget”. Dia mengaku merinding ketika pertama kali mendengarnya.
Akhirnya, lagu itu ia produksi secara mandiri karena kontrak panjang dengan label besar terdahulu telah usai sejak 2018. Jadi, lagu ini menandai dua perubahan penting dalam karir bermusik Ari. Pertama, dia merambah lagu bertema nasionalisme. Kedua, Ari kini jadi “anak indie”.(HEI)