SERANG, KOMPAS- Pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden Nomor urut 1, Joko Widodo-Maruf Amin, mengawali kampanye terbuka perdana pada Minggu (24/3/2019), di dua lokasi berbeda di Provinsi Banten. Kampanye positif dengan menebar kegembiraan serta melawan hoaks menjadi strategi baru pasangan kandidat petahana, karena pemilihan umum merupakan pesta demokrasi.
Strategi baru itu mulai ditunjukkan pada saat kampanye perdana di Kota Serang, Banten. Kampanye dimulai dengan Karnaval Budaya dengan mempertontonkan berbagai kesenian tradisional Banten di sepanjang jalan protokol Kota Serang. Diantaranya pencak silat, rudak, debus, marawis, dan lainnya.
Sementara Jokowi diarak menggunakan kereta kuda dari Alun-Alun Barat Kota Serang menuju Komplek Stadion Maulana Yusuf di bilangan Ciceri yang berjarak sekitar 2,7 kilometer. Namun, calon wakil presiden (cawapres) Maruf Amin tidak terlihat sepanjang karnaval berlangsung. Menurut informasi, Maruf tidak bisa mengikuti rapat umum karena tengah menggelar doa bersama di Pondok Pesantren Al Bantani, Tanara, Kabupaten Serang.
Karnaval diikuti Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir, politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung, serta sejumlah pimpinan partai politik pendukung Jokowi-Maruf.
Seusai kampanye terbuka di Stadion Maulana Yusuf, Jokowi menegaskan bahwa sejatinya pemilu merupakan pesta demokrasi. Sehingga sudah selayaknya kampanye dilakukan dengan menebar kegembiraan kepada masyarakat.
“(Pemilu) memang pesta demokrasi, masa harus kampanye yang seram-seram? Inti kampanye kami sebetulnya adalah kegembiraan di jalanan. Jadi kami memakai pesta budaya, karnaval, itu yang kami kerjakan,” tuturnya.
Selain karnaval, pada hari pertama kampanye terbuka itupun Jokowi bersilaturahim dengan para ulama Banten di Gelanggang Olah Raga (GOR) yang berada di Komplek Stadion Maulana Yusuf. Tanpa didampingi Maruf Amin, Jokowi juga memberikan orasi di depan ribuan pendukung di Stadion Maulana Yusuf.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak para pendukungnya untuk merawat persatuan, kerukunan, serta persaudaraan masyarakat Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara besar yang memiliki beragam suku, adat, budaya, dan lainnya.
“Saya ingatkan, negara kita negara besar, dianugerahi tradisi, adat, budaya, bahkan bahasa yang berbeda. Apa yang ingin saya sampaikan dengan perbedaan yang ada? Marilah kita merawat persatuan, kerukunan, persaudaraan kita,” katanya.
Tak hanya itu Jokowi juga mengajak para pendukungnya untuk melawan hoaks yang selama ini dituduhkan kepadanya. Diantaranya isu tentang akan dihapusnya pendidikan agama, pelarangan azan, serta legalisasi pernikahan sejenis, jika Jokowi-Maruf memenangi Pemilu.
Para pendukung diminta untuk ikut meluruskan kabar bohong secara massif. “Sekarang ini di bawah itu hoaks, kabar bohong, fitnah banyak beredar. Jangan lagi dibiarkan, ini haus dilawan,” katanya. Ajakan melawan hoaks, terutama terkait isu anggota PKI, antek asing, dan anti Islam, juga disampaikan saat Jokowi bertemu dengan para ulama.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, seluruh mesin politik partai pendukung sudah digerakkan. Satu bulan menjelang pemungutan suara akan digunakan untuk melakukan konsolidasi parpol. Konsolidasi ini penting untuk kepentingan pemilu legislatif, karena pemerintah tak hanya butuh dukungan rakyat, tetapi juga dukungan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sementara setelah melihat antusiasme pendukung pada kampanye terbuka perdana, kemarin, Jokowi optimistis elektabilitas akan meningkat. Bahkan Jokowi memperkirakan bisa meraih 58 persen-62 persen pada pemilu 2019.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.