Masyarakat Sipil Bantu Membangun Hunian bagi Korban Bencana
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Masyarakat dan lembaga nonpemerintah berpartisipasi membangun rumah layak huni di daerah-daerah terkena bencana untuk mendukung pemerintah menyediakan hunian bagi korban bencana. Selain di Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sumatera Barat, bantuan rumah diberikan kepada keluarga korban bencana di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Serang.
Pembangunan dan perbaikan rumah layak huni bagi korban bencana dilakukan organisasi Habitat for Humanity Indonesia, bagian dari Habitat for Humanity International (lembaga nirlaba bertujuan membantu pembangunan dan perbaikan rumah tinggal sehingga menjadi hunian yang layak).
“Sejak berdiri pada tahun 1997, Habitat for Humanity Indonesia membantu lebih dari 69.755 keluarga, dengan membangun rumah, revovasi rumah, penyediaan air bersih, toilet, dan fasilitas komunitas,” kata Susanto Samsudin, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, Sabtu (23/3/2019), di Jakarta.
Sejak berdiri pada 1997, Habitat for Humanity Indonesia membantu lebih dari 69.755 keluarga, dengan membangun rumah, revovasi rumah, penyediaan air bersih, toilet, dan fasilitas komunitas.
Susanto yang didampingi Jimmy Masrin, Anggota Dewan Direktur Habibat for Humanity International menambahkan, misi utama dari Habitat for Humanity adalah membantu masyarakat, meningkatkan kualitas hidup keluarga penerima bantuan dengan membangun rumah layak huni dengan fasilitas pendukung seperti air bersih dan toilet.
Mengurangi risiko
Menurut Jimmy dan Susanto, melihat kondisi wilayah Indonesia yang berada di posisi "ring of fire" atau cincin api, yang tiap saat bisa terjadi bencana, Habibat for Humanity mengajak mitranya mengumpulkan dana untuk memperkuat pengurangan risiko sekaligus program respon bencana di Indonesia.
Pada Jumat pekan lalu, Habibat for Humanity Indonesia menggelar malam Penghargaan Donatur Habibat for Humanity, melalui program Disaster Response Reserve Fund. “Melalui program penanggulangan bencana, kami menjangkau lebih dari 900 keluarga yang terdampak bencana di Lombok dan Sulawesi Tengah,” kata Susanto.
Habitat for Humanity bekerja sama dengan sejumlah mitra di Indonesia lebih dari 20 tahun. Saat tsunami di Aceh, selama lima tahun telah dibangun lebih dari 8.000 rumah, bencana gempa di DIY sekitar 2.000-3.000 rumah dibangun, dan di Sumbar sekitar 500 rumah. Di Palu dan Lombok, ditargetkan sekitar 3.900 rumah akan dibangun.
Susanto menambahkan, dalam membangun rumah, pihaknya memerhatikan unsur-unsur kemanusian. Contohnya, rumah yang dibangun harus dua kamar, untuk mengantisipasi terjadi inses dan kekerasan seksual dalam rumah tangga. “Agar laki-laki dan perempuan terpisah,” katanya.