Sejumlah nelayan, termasuk di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih menemui kendala untuk mengakses permodalan, termasuk kredit usaha rakyat atau KUR.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS - Sejumlah nelayan, termasuk di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, masih menemui kendala untuk mengakses permodalan, termasuk kredit usaha rakyat atau KUR. Pemerintah pusat pun mendorong agar proses pengajuan dan penyaluran kredit dipermudah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, di sela-sela penyaluran KUR di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Morodemak, Kabupaten Demak, Jateng, Minggu (24/3/2019), mengatakan, dirinya mendorong penggunaan kartu untuk akses KUR.
"Meskipun tak mudah, kami ingin agar bank-bank terbesar menggunakan kartu, dengan nama, alamat, dan jenis usaha yang jelas. Saat pinjaman sudah lunas, langsung terekam. Jika mau pinjam lagi, tak perlu isi formulir. Cukup pakai kartu," ujarnya.
Darmin berdialog dengan sejumlah nelayan asal Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Sumatera Selatan), Mataram (Nusa Tenggara Barat), Kolaka (Sulawesi Tenggara), Cirebon (Jawa Barat), dan Lamongan (Jawa Timur), melalui video conference. Sejumlah nelayan meminta proses pengajuan kredit dipermudah.
Darmin menuturkan, pihaknya telah meminta kepada sejumlah bank seperti Bank Mandiri, BNI, dan BRI agar penerima KUR mendapat kartu. "Sehingga saat periodenya sudah lunas, langsung diketahui dan penerima bisa minta untuk satu putaran lagi," katanya.
Dalam kesempatan itu, pemerintah menyalurkan KUR Perikanan Rakyat kepada 6.204 nelayan di enam provinsi senilai Rp 201,2 miliar. Di Pelabuhan Morodemak, KUR disalurkan senilai Rp 72,2 miliar untuk 2.122 debitur melalui sejumlah bank penyalur, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, Bank Jateng, dan BRI Syariah.
Darmin menuturkan, pada 2018, pemerintah telah merealisasikan penurunan suku bunga KUR menjadi 7 persen. "Tak hanya itu, pemerintah juga telah mengembangkan jenis KUR untuk rakyat, salah satunya KUR Perikanan Rakyat ini," ucapnya.
Menurut data Kemenko Perekonomian, hingga Februari 2019, KUR Sektor Perikanan secara nasional disalurkan sebesar Rp 5,2 triliun untuk 220.000 debitur.
Namun, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi penyaluran kredit sektor perikanan pada Januari 2019 baru 0,23% dari total penyaluran kredit UMKM nasional sebesar Rp 12,2 triliun. Kemudahan akses masih perlu terus dipacu.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang berharap, pembiayaan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Di Jateng, penyaluran KUR Bank Mandiri sektor perikanan pada Januari-Februari 2019 sebesar Rp 34,4 miliar kepada 643 debitur.
Belum terjangkau
Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak Mohammad Sulchan menuturkan, dari sekitar 15.000 nelayan di Kabupaten Demak, kurang dari 20 persen yang mengakses KUR. Ketidakpastian menjadi hambatan.
"Kendala utama kami yakni sistem di tempat pelelangan ikan (TPI) yang tidak menerapkan uang tunai. Karena para bakul (pedagang) di TPI kekurangan modal, ikan yang diserap tak langsung dibayar, tetapi menunggu laku dulu. Kami berharap bank bisa memfasilitasi," katanya.
Sulchan menambahkan, meskipun perikanan tangkap merupakan sektor yang dinilai berisiko, akses permodalan perbankan ke depan diharapkan lebih mudah, termasuk juga untuk para bakul. Dengan demikian, ikan hasil tangkapan langsung terserap dan nelayan langsung menerima uang saat itu juga.
Pengusaha perikanan asal Demak, Muslih (50), menuturkan, sudah empat tahun memanfaatkan KUR. Namun, penjualan ikan yang tak dibayar tunai diakuinya menjadi kendala. "Bisa lima hari setelah menjual ikan baru dapat uang sehingga menghambat pengaturan keuangan," ujarnya.