Peserta UNBK di Daerah Terdampak Bencana Dapat Keringanan
Siswa di daerah terdampak gempa seperti Lombok Utara dan Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat, mendapat perlakuan khusus menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer tahun ini. Salah satunya, mendapat pengurangan tingkat kesulitan soal.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Siswa di daerah terdampak gempa, seperti Lombok Utara dan Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat, mendapat perlakuan khusus saat menghadapi ujian nasional berbasis komputer tahun ini. Salah satunya adalah pengurangan tingkat kesulitan soal.
Tidak hanya di NTB, hal serupa diberlakukan di daerah terdampak bencana lainnya, seperti Banten dan Sulawesi Tengah. Setelah lama kehilangan waktu belajar, siswa belajar di tempat darurat dan sementara. Kondisi mental dan psikologis mereka belum stabil akibat gempa dan tsunami.
Di NTB, sebanyak 15.098 siswa SMK mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada Senin (25/3/2019). Mereka terdampak bencana alam setidaknya antara Juli dan Agustus 2018.
”Tingkat kesulitan soal level normal antara 1-5. Namun, bagi siswa terdampak bencana, tingkat kesulitannya 1-3,” kata Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqon.
Dijemput guru
Guru SMKN 5 Mataram Ahyar mengatakan, semua siswa kelas III (134 orang) mengikuti UNBK. Mereka ujian di tiga ruang laboratoritum yang dilengkapi komputer. Peserta ujian dibagi dua sesi, yang setiap sesinya berjumlah 24 siswa. ”Aliran listrik lancar, internet juga lancar, alhamdulillah,” kata Ahyar.
Sebelum UNBK dilaksanakan, siswa SMKN 5 mengikuti pengayaan selama dua bulan dan tiga kali try out. ”Sebetulnya, hasilnya masih kurang dari standar. Ada siswa yang nilainya di bawah 60. Namun, hasil try out bukan menjadi ukuran kelulusan,” katanya.
Mata pelajaran yang diujikan adalah rumpun seni dan industri kreatif, yang meliputi seni musik, teknik sepeda motor, desain komunikasi visual, kriya kayu, kulit, logam, serta tekstil dan kriya keramik.
Kepala SMKN 3 Mataram M Tauhid mengatakan, ada 695 siswa yang mengikuti UNBK. Mereka terbagi dalam tiga sesi. Tiap sesi diikuti 28-36 orang. Pada sesi pertama, ada seorang siswa yang tidak ikut karena sakit.
”Aliran listrik dan sinyal koneksi internet berjalan lancar, tetapi ada beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah. Beberapa guru menjemput mereka, termasuk satu siswa pada sesi kedua juga kami jemput,” kata Tauhid.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah memantau pelaksanaan UNBK di sejumlah SMKN. Rohmi mengingatkan agar pihak SMKN menyiapkan jaringan listrik dan perangkat cadangan untuk berjaga-jaga menghadapi kemungkinan terburuk sehingga para siswa lebih berkonsentrasi dan memanfaatkan waktu ujian sebaik-baiknya.