JAKARTA, KOMPAS-Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara mendatangi Pintu Air Flushing Ancol di Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/3/2018), untuk mengambil sampel air Kali Ancol di titik tersebut. Langkah ini dilakukan karena puluhan ikan ditemukan mati di sana kemarin Minggu (24/3/2019).
Petugas Sudin LH yang datang berasal dari Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan (PPDLK), Seksi Peran Serta Masyarakat dan Penataan Hukum, serta Satuan Pelaksana LH Kecamatan Pademangan. "Kami memastikan apa benar air yang ada sekarang mengandung bahan berbahaya atau tidak," ucap Kepala Seksi PPDLK Sudin LH Jakarta Utara, Suparman, usai pengambilan sampel.
Petugas mengambil sampel air dan memasukkannya dalam dua macam wadah, yaitu botol sampel untuk analisis kandungan bakteri total coliform dalam air serta jeriken berukuran sekitar 1 liter. Saat pengambilan sampel, masih ada setidaknya tiga bangkai ikan mujair dekat pintu air, tetapi petugas Sudin LH tidak mengambilnya.
Suparman mengatakan, pihaknya hanya berwenang menguji kandungan pada air, sedangkan analisis penyebab kematian ikan merupakan ranah Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Utara.
Sampel air Kali Ancol dibawa ke Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas LH DKI Jakarta di Jalan Casablanca, Jakarta Selatan, untuk dianalisis. "Normalnya hasil keluar dalam 15 hari kerja, tetapi kami meminta dipercepat agar klarifikasi segera bisa disampaikan," ujar Suparman.
Penjaga Pintu Air Flushing Ancol, Eko DS, mengatakan, puluhan ikan mati ditemukan pada hari Minggu sekitar pukul 08.00-10.00. Saat itu, warna air kali lebih hitam dari biasanya.
"Yang seperti ini tidak pernah terjadi," kata Eko. Awal Maret ini, misalnya, air kali juga lebih hitam tetapi tidak disertai kematian puluhan ikan seperti kemarin Minggu.
Pemilik warung kaki lima di dekat pintu air tersebut, Asep, sampai tidak berani memancing di Kali Ancol dekat pintu air karena khawatir air dan ikan tercemar limbah. Padahal, ia biasanya memancing setiap hari untuk melepas penat saat menjaga warung.
Suparman meyakini, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak masuk ke Kali Ancol. Selain karena daerah sekitar Kali Ancol bukan kawasan industri, sampel air secara visual terlihat bening. Di samping itu, jika bahan beracun masuk ke kali secara rutin, semestinya ikan mati ditemukan setiap hari.
Namun, air Kali Ancol jelas tercemar limbah rumah tangga, antara lain masuk dari Kali Mati yang jadi tempat pembuangan air limbah aktivitas domestik di sekitarnya. Meski demikian, Sudin LH Jakut tidak bisa memastikan ikan mati akibat pencemaran limbah domestik.
Hasil pengujian laboratorium akan memberi informasi soal banyaknya masing-masing unsur pencemar di air kali, serta apakah sesuai atau tidak sesuai dengan ambang batas yang sudah ditetapkan.