Ngobrol tentang teh dengan Ratna Somantri, Ketua Bidang Promosi Dewan Teh Indonesia, tak akan pernah ada habisnya. Selain meluapkan pengetahuannya yang luas tentang teh, perempuan penggagas berdirinya Komunitas Pencinta Teh ini juga mengungkapkan rasa gemasnya terhadap nasib pertehan di Tanah Air.
“Teh kita itu sebenarnya enggak jelek-jelek amat. Teh kita punya potensi, buktinya banyak yang diekspor. Sayangnya yang lebih banyak dikedepankan, teh sebagai komoditas massal, bukan teh specialty yang harganya bisa bagus untuk petani,” kata Ratna saat berkunjung ke Menara Kompas, Jumat (22/3/2019).
Pada hari Jumat (22/3/2019) pagi, Ratna menyempatkan diri hadir memberi pengenalan singkat tentang teh kepada beberapa awak Kompas.
Dibantu asistennya, Ella, beragam jenis teh dari berbagai daerah di Indonesia ia seduh dan sajikan kepada peserta acara saat itu, seperti teh putih, teh hijau, teh oolong, hingga teh hitam.
Selain itu, ia juga membawa teh racikannya sendiri. Teh melati dengan campuran kulit jeruk nipis dan bunga telang yang membuat teh berwarna ungu, sukses membuat peserta terkesima. Campuran teh hitam dengan jus nanas dan sirup sereh juga keluar sebagai favorit saat itu.
“Siapa bilang minum teh itu enggak bisa trendy. Dengan sajian semacam ini, anak muda pasti suka dan teh bisa didorong booming seperti kopi,” kata Ratna.