Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Daerah Tertinggal
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS—Kualitas pendidikan di daerah tertinggal dan prasejahtera harus ditingkatkan. Tujuannya, mendorong siswa memiliki keterampilan tambahan sehingga mampu memberdayakan diri dan lingkungan sekitarnya di kemudian hari.
Hal itu disampaikan Ketua Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR) Herawati Prasetyo, saat meresmikan bangunan baru gedung SD Negeri Ciren, di Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (25/3/2019).
“Kami berharap siswa yang mendapat pembinaan dan bantuan ini bisa membangun daerahnya kelak. Mereka bisa membuat usaha-usaha di daerahnya, sehingga daerah yang tertinggal dan prasejahtera kelak mampu mandiri,” kata Herawati.
Bantuan yang diberikan bagi sekolah adalah bangunan seluas 1.510 meter persegi. Konsepnya “sekolah hijau” dengan banyak tumbuhan ditanam di sana. Tumbuhan itu nantinya juga bisa digunakan sebagai sarana belajar siswa. Dibangun pula plaza belajar yang dilengkapi berbagai buku bacaan guna menambah minat siswa.
Program pembinaan juga dilakukan di sana. Beberapa diantaranya, meningkatkan kemampuan pelajar, mulai dari akademik, seni budaya, kecakapan hidup, dan karakter. Salah satunya, diwujudkan lewat pelatihan batik. Batik hasil karya para siswa itu coba dikolaborasikan dengan desainer lewat ajang peragaan busana.
“Pendampingan dan pelatihan yang kami berikan itu jelas disesuaikan dengan kebutuhan dari sekolahnya masing-masing,” kata Herawati.
Herawati menjelaskan, sasaran pembinaan adalah daerah tertinggal dan prasejahtera mengingat masih terjadinya ketimpangan dalam berbagai sektor. Menurut dia, ketimpangan itu bisa dihapuskan dengan penguatan dari sektor pendidikan. Sebab, pendidikan menjadi jalan untuk mewujudkan kesetaraan, terutama meningkatkan perekonomian warga.
Mulai dari tahun 2006, terdapat 76 sekolah negeri, 977 guru, dan 16.894 siswa dari jenjang SD hingga SMK yang telah mendapat pembinaan dari yayasan tersebut. Sebaran daerahnya yaitu Lampung Selatan, Bogor, Serang, Gunungkidul, Bantul, Pacitan, Kutai Barat, Kupang, dan Rote. Di Bantul, sekolah yang mendapatkan pembinaan adalah SD Negeri Ciren, SD Negeri Jigudan, SD Negeri Gunturan, SMP Negeri Pandak, dan SMK Negeri Pandak.
Sejak tahun 2006 hingga kini, YPA-MDR telah membina 76 sekolah negeri, 977 guru dan 16.894 siswa, yang terdiri dari 57 SD, 15 SMP dan 4 SMK. Sekolah terletak di Lampung Selatan, Bogor, Serang, Gunungkidul, Bantul, Pacitan, Kutai Barat, Kupang dan Rote Ndao.
Herawati berpesan agar segala bantuan yang telah diberikan itu turut dirawat bersama oleh pihak sekolah hingga pemerintah daerah. Pihaknya sebagai dunia usaha hanya bisa memberikan bantuan awal untuk memantik kemauan masyarakat mengembangkan dan memberdayakan dirinya sendiri.
Bupati Bantul Suharsono mengapresiasi langkah perusahaan itu untuk ikut mengembangkan kualitas pendidikan. Penyiapan sumber daya manusia harus disiapkan agar mampu mendorong kemajuan negara.
“Pendidikan adalah penentu masa depan bangsa. Investasi di bidang pendidikan tidak hanya bermanfaat bagi perseorangan, tetapi juga komunitas dan masyarakat. Ke depan, pendidikan yang baik menghasilkan generasi penerus yang berdaya saing tinggi,” kata Suharsono.
Suharsono menambahkan, pihaknya mengajak semua pihak untuk ikut serta merawat segala fasilitas yang telah diberikan itu. Ia meminta agar kenyamanan siswa dalam aktivitas belajar mengajar terjaga. Ia meyakini, hal itu dapat mendorong terciptanya siswa-siswa yang unggul secara akademik.