Berebut Tumpeng Durian dalam Kenduri Durian Ngantang
Masyarakat berebut durian gratis dalam kenduri durian dalam rangka Tasyakuran Panen Durian di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (26/03/2019). Durian diharapkan menjadi salah satu produk unggulan yang dikuatkan di desa-desa di Kecamatan Ngantang.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS – Masyarakat berebut durian gratis dalam kenduri durian dalam rangka Tasyakuran Panen Durian di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (26/03/2019). Durian diharapkan menjadi salah satu produk unggulan yang dikuatkan di desa-desa di Kecamatan Ngantang.
Kegiatan diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Malang tersebut dihadiri oleh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Harlina Sulistyorini, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Acara kenduri durian digelar dengan membuat semacam tumpeng durian setinggi lebih kurang 3 meter (m). Tumpeng durian tersebut diperuntukkan gratis bagi masyarakat yang hadir di lokasi acara, tepatnya di lapangan Desa Kaumrejo, Kecamatan Ngantang. Di sana juga digelar kontes durian Ngantang terbaik.
Setelah acara dibuka oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, tumpeng durian pun dipersilakan dinikmati oleh mereka yang hadir. Masyarakat pun berebut untuk mengambil durian yang diletakkan di tengah lapangan tersebut.
“Saya ini pecinta durian. Saat ketemu Dubes China beberapa waktu lalu, saya bilang agar mereka mencoba merasakan durian dari petani di Jatim. Mereka selama ini mendapat durian musangking dari Malaysia. Seminggu lalu, Pak D ubes bilang minta tolong dikasih duren yang diproduksi petani durian Jatim. Saya langsung kirim 3 jam kemudian. Saat itu saya belum tahu durian Ngantang. Nah, sekarang saat semua sudah tahu maka harapannya kelezatan durian Ngantang bisa disebarkan ke mana-mana. Di sini ada bapak-bapak dari Jakarta, semoga bisa mengabarkan hal ini, agar durian Ngantang lebih dikenal luas,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat membuka acara.
Khofifah berharap, ke depan durian Ngantang tidak hanya dijual dalam bentuk buah. Namun bisa diolah atau divakum, sehingga bisa menjadi oleh-oleh yang bisa dijual di bandara atau di pusat oleh-oleh.
Kepala Desa Kaumrejo Suhartono mengatakan, durian asal Desa Kaumrejo diketahui merupakan durian yang pertama kali berkembang di Ngantang. “Saat ini kami memiliki pohon durian berusia ratusan tahun dengan diameter pohon hingga 2 meter. Harapan kami, di Ngantang akan ada pabrik pengolahan durian. Sehingga, pengolahan durian paska panen bisa lebih variatif,” katanya.
Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Harlina Sulistyorini mendukung tekad Kecamatan Ngantang untuk menguatkan citra Ngantang sebagai sentra durian. “Kami mendorong desa-desa untuk bekerjasama membentuk kawasan perdesaan demi menguatkan posisi tawar mereka. Pemerintah akan memberikan stimulan awal untuk itu. Selanjutnya, desa-desa bisa mengembangkan kawasan perdesaan itu agar lebih bermanfaat bagi masyarakatnya,” kata Harlina.
Kami mendorong desa-desa untuk bekerjasama membentuk kawasan perdesaan demi menguatkan posisi tawar mereka. Pemerintah akan memberikan stimulan awal untuk itu. Selanjutnya, desa-desa bisa mengembangkan kawasan perdesaan itu agar lebih bermanfaat bagi masyarakatnya
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan bahwa selama ini desa-desa maju dan berkembang bukan karena bantuan. Akan tetapi, desa maju karena partisipasi masyarakatnya. “Pemberdayaan masyarakat harapannya bisa mendorong pikiran-pikiran maju demi kemakmuran desa,” kata Erani.
Erani mengatakan, bantuan dari pusat selama ini baiknya hanya dianggap sebagai pemicu bagi desa. Namun, kerja-kerja sesungguhnya harus dilakukan oleh masyarakat desa sendiri.