JAKARTA, KOMPAS — PT Nusantara Regas menandatangani nota kerja sama pengembangan unit regasifikasi dan penyimpanan terapung atau FSRU dengan PT PGN LNG Indonesia, Senin (25/3/2019), di Jakarta. Kedua belah pihak sepakat mengoptimalkan pemanfaatan FSRU Jawa Barat yang dioperasikan Nusantara Regas dan SFRU Lampung yang dioperasikan PGN. Selain itu, kerja sama juga meliputi pertukaran sumber daya dan informasi.
”Melalui kesepakatan ini, kerja sama diharapkan akan lebih strategis dan memberi manfaat yang lebih besar, tidak hanya ke Nusantara Regas dan PGN LNG Indonesia, tetapi juga ke Pertamina dan PGN selaku induk perusahaan,” kata Direktur Utama PT Nusantara Regas M Taufik Afianto dalam keterangan resmi.
FSRU adalah sebuah kapal terapung yang berfungsi mengubah gas alam cair menjadi gas pipa, kemudian disalurkan ke pelanggan. FSRU dan infrastruktur gas lainnya di Indonesia terkendala dalam hal serapan gas bumi. Infrastruktur gas yang ada, selain dua FSRU, adalah kilang LNG dan terminal regasifikasi Arun di Aceh, kilang LNG Badak di Kalimantan Timur, serta kilang LNG Donggi Senoro di Sulawesi Tengah.
Dalam acara BP Statistical Review of World Energy 2018 di Jakarta, akhir tahun lalu, Group Chief Economist BP Global Spencer Dale mengatakan, pertumbuhan konsumsi energi pada 2017 tertinggi dalam 10 tahun terakhir, yang rata-rata tumbuh 1,7 persen per tahun. Penggunaan gas alam meningkat hingga 96 miliar meter kubik yang diikuti dengan penggunaan energi terbarukan 17 persen atau 69 miliar juta ton setara minyak.
Dalam paparan itu, penggunaan gas alam di China pada 2017 tercatat 31 miliar meter kubik, Timur Tengah 28 miliar meter kubik, dan Eropa 26 miliar meter kubik. Sebaliknya, penggunaan gas alam di Amerika Serikat turun 1,2 persen atau 11 miliar meter kubik.
”Sejumlah negara di Asia, khususnya di China dan India, mendominasi tumbuh pesatnya permintaan energi di dunia. Industri adalah sektor terbesar dalam permintaan energi,” kata Spencer. (APO)