5 Sekolah Belum Punya Gedung, Kegiatan Belajar-Mengajar Harus Pindah-pindah
Oleh
·4 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Lima sekolah menengah atas negeri dan sekolah menengah kejuruan negeri di Depok, Jawa Barat, belum memiliki gedung sendiri. Akibatnya, pihak sekolah harus menyewa gedung untuk kegiatan belajar-mengajar. Ketika sewa gedung habis, tak jarang pihak sekolah harus mencari gedung lain sehingga otomatis kegiatan belajar-mengajar harus ikut dipindahkan.
Kelima sekolah yang dimaksud itu adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Depok, SMKN 4 Depok, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Depok, SMAN 12 Depok, dan SMAN 13 Depok.
”Selama ini, kami selalu berpindah-pindah tempat sewa. Mulai dari menyewa di SMP Negeri 8 Depok, SD Negeri Sugutamu, SMP Budi Bakti, dan sekarang menyewa di SMP Ganesha Satria dan SMK Ganesha Satria II,” kata Kepala SMKN 3 Depok Lusi Triana, Selasa (26/3/2019).
Berulang kali permintaan pembangunan gedung telah diajukan ke Dinas Pendidikan Kota Depok ataupun Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, tetapi belum berbuah hasil.
Menurut Lusi, pada 2002 atau beberapa saat setelah SMKN 3 Depok didirikan Pemerintah Kota Depok, pemerintah sebenarnya telah menyiapkan lahan di daerah Patumbak, yang berbatasan dengan Cibubur, di Jakarta Timur. Namun, sayang, pembangunan gedung di lokasi itu tidak bisa direalisasikan karena ditolak masyarakat setempat. Alasannya, mereka khawatir murid dari SMKN 3 Depok akan tawuran dengan sekolah lain di area tersebut.
Pemerintah Kota Depok kemudian menyiapkan lahan lain yang berada di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis. Fondasi sekolah sudah dibangun, tetapi tidak ada kelanjutannya. Hal itu karena saat pembangunan, pengelolaan SMA yang semula di Pemerintah Kota Depok dialihkan ke Pemprov Jabar.
Kini, dengan kondisi sekolah ”menumpang” di SMK Ganesha Satria II dan SMP Ganesha Satria, SMKN 3 Depok harus pandai-pandai mengatur waktu. Sebab, dari total kebutuhan 33 ruang kelas untuk 1.200 siswa SMKN 3 Depok, yang bisa disewa di kedua sekolah tersebut hanya maksimal 18 ruangan.
Solusinya, menurut Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMKN 3 Depok Mega Perbawati, murid dibagi ke dua sesi kegiatan belajar-mengajar. Sebagian masuk pagi, dan sebagian lainnya masuk siang.
Tak hanya guru yang pusing, murid juga ikut terdampak. Dhea Rahma Safitri, salah satu murid, misalnya, mengatakan, ia tiga kali harus pindah lokasi belajar.
”Terkadang, saya sering bingung ketika ditanya letak sekolah saya di mana. Hal itu karena sekolah saya hampir setiap tahun pindah tempat,” ujarnya.
Siswa lain, Jalal Iqrom, mengatakan, kepindahan sekolah membuat jarak dari rumah ke sekolah semakin jauh. Jika semula hanya 10 menit, kini bisa memakan waktu hampir setengah jam. Tak hanya itu, ongkos untuk ke sekolah semakin banyak dikeluarkan.
”Saya harus bangun lebih pagi, menyiapkan uang tambahan untuk naik angkutan umum, dan lain-lain. Lelah memang pindah-pindah begini, tetapi semua tetap saya jalani karena saya ingin belajar,” ucap Jalal.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Mohammad Thamrin mengakui, kelima sekolah itu belum memiliki gedung sendiri. Bahkan, saat sekolah-sekolah itu didirikan, sekolah sebenarnya tak memiliki gedung. Hal tersebut terpaksa ditempuh karena Depok kekurangan SMAN dan SMKN.
”Saat itu, Kota Depok kekurangan sekolah menengah yang negeri, jadi segera saja saat itu didirikan sekolah-sekolah itu. Sebenarnya, pemerintah kota sudah menyiapkan alokasi lahan bagi kelima sekolah itu, tetapi saat itu pengelolaannya langsung diambil alih oleh provinsi, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,” tutur Thamrin.
Dengan demikian, kini, urusan pembangunan gedung untuk kelima sekolah menjadi tanggung jawab dari Pemprov Jabar.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Provinsi Jabar Dadang Ruhyat mengatakan, saat ini, pihaknya terus berusaha untuk menghadirkan gedung bagi kelima sekolah tersebut. Sebelum hal itu direalisasikan, sekolah diminta tetap menyewa ruangan di sekolah lain.
Kepala Seksi Pelayanan Pendidikan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Provinsi Jabar Satari mengklaim, sejak dikelola Pemprov Jabar, banyak kemajuan yang sudah dicapai.
”SMKN 3 Depok dan SMKN 4 Depok sudah kami carikan lahan, masing-masing 5.000 meter persegi. Insya Allah, tahun ini akan direncanakan pembuatan gedung secara bertahap. Targetnya 2019 minimal semua sekolah punya gedung dulu,” kata Satari.
Adapun SMAN 13 Depok masih dalam tahap pencarian lahan. Sementara untuk SMAN 11 Depok dan SMAN 12 Depok, pembangunan gedung sudah dimulai. (KRISTI DWI UTAMI)