MALANG, KOMPAS — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melakukan inspeksi mendadak pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer tingkat SMK di Kabupaten dan Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (26/3/2019) pagi. Muhadjir juga meninjau fasilitas yang dimiliki oleh SMK yang tengah diinspeksi.
Muhadjir mengawali inspeksi mendadaknya (sidak) di SMK PGRI Singosari kemudian dilanjukan ke SMKN 1 Singosari. Seusai dari Singosari, Muhadjir melanjutkan sidak ke SMK El Hayat Kedung Kandang di Kota Malang. Menurut rencana, sejumlah sekolah di Kepanjen dan Batu juga akan didatangi olehnya.
Menurut Muhadjir, pelaksanaan ujian nasional selama dua hari berlangsung lancar. Pihaknya telah melakukan pemantauan ke beberapa daerah, sejauh ini tidak ada hambatan soal fasilitas internet.
Pelaksanaan ujian nasional selama dua hari berlangsung lancar.
”Untuk pagi ini sangat lancar, bagus. Soal kendala infrastruktur, ada tapi kecil-kecil, misalnya kemarin ada laporan ada keterlambatan sekitar 10 menit,” ujarnya saat meninjau pelaksanaan ujian di SMK PGRI Singosari.
Muhadjir mengatakan, pihaknya sudah memberi pengertian kepada peserta, terutama untuk pelaksanaan ujian hari pertama. Saat itu biasanya ada penyesuaian sistem karena SMK di seluruh Indonesia berebut masuk ke server sehingga terjadi kepadatan (bottleneck).
”Saat itu panitia biasanya sudah menyiapkan server cadangan dan untuk membukanya perlu waktu 15-20 menit. Dan biasanya ’kemacetan’ ini terjadi sebelum ujian dimulai sehingga tidak jadi masalah,” tuturnya.
Disinggung soal pelaksanaan ujian nasional di daerah yang terkena bencana alam, Muhadjir menjelaskan bahwa ada perlakuan khusus, salah satunya menggunakan kertas. Begitu pula dengan materinya, disesuaikan dengan capaian bahan yang telah disampaikan ke siswa. ”Pelaksanaannya sama, hari ini juga,” katanya.
Sementara itu, pihak SMK PGRI Singosari dan SMKN 1 Singosari menyatakan, sejauh ini pelaksanaan ujian berlangsung lancar. Di SMK PGRI Singosari ada 186 siswa yang ikut ujian dari enam jurusan. Sementara di SMKN 1 Singosari ada 688 siswa dari tiga jurusan yang ikut ujian.
”Kemarin listrik memang sempat mati, tetapi generator langsung hidup dalam waktu 3 menit, kami sudah menyiapkan generator. Dan itu ada toleransi 30 menit. Begitu listrik mati, komputer masih menyala 30 menit,” ucap Imam Kepala SMKN 1 Singosari.
Kepala SMK PGRI Singosari Subagyo mengatakan, saat listrik padam, terjadi penggantian energi listrik ke generator sehingga tidak berpengaruh pada pelaksanaan ujian.