Belanda dan Australia Buka Perundingan Trilateral dengan Rusia
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
SYDNEY, RABU — Pemerintah Belanda dan Australia pada Rabu (27/3/2019) mengonfirmasi dimulainya pembicaraan tiga arah dengan Rusia dengan topik utama tentang investigasi kriminal dalam kasus penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014. Hal ini merupakan kelanjutan investigasi setelah Belanda dan Australia tahun lalu menganggap Rusia bertanggung jawab memasok rudal yang ditembakkan pasukan pro-Rusia di Ukraina.
Penembakan yang menjatuhkan pesawat MH17 itu mengakibatkan kematian seluruh penumpang dan awak pesawat yang total berjumlah 298 orang. Di antara para korban tewas itu adalah 196 warga Belanda dan 38 warga Australia.
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok dan mitranya dari Australia, Marise Payne, mengatakan, pembicaraan trilateral pertama tentang tanggung jawab negara atas insiden tersebut terjadi awal bulan ini. Hal itu merupakan realisasi pendekatan diplomatik yang digelar pada awal tahun ini.
”Kami tidak dapat membahas isi proses ini karena kerahasiaan sangat penting di sini,” kata Blok pada konferensi pers bersama dengan Payne di Sydney. ”Tetapi, saya bisa mengatakan bahwa kami tetap berkomitmen untuk mencapai kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas.”
Penyelidik internasional tahun lalu mengatakan, mereka memiliki bukti kuat bahwa sistem rudal Buk yang menembak jatuh pesawat Boeing 777 itu berasal dari Brigade Anti-Pesawat ke053, unit militer yang berpusat di kota Kursk, Rusia bagian barat.
Penyelidik internasional tahun lalu mengatakan, mereka memiliki bukti kuat bahwa sistem rudal Buk yang menembak jatuh pesawat Boeing 777 itu berasal dari unit militer di Rusia bagian barat.
Rusia membantah terlibat dan menolak temuan penyelidikan kriminal internasional karena Moskwa tidak diundang menjadi bagian tim investigasi. Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menjawab bahwa pesawat MH17 tidak dijatuhkan oleh rudal Rusia.
Lima negara—Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina—melanjutkan terus investigasi insiden penembakan MH17.
Pertegas komitmen
Payne mengatakan, Australia tetap berposisi sebagai pendukung kuat langkah penuntutan oleh Belanda terhadap orang-orang yang dinilai bertanggung jawab dalam peristiwa itu. Payne pun menegaskan komitmen negaranya dalam penyelidikan bersama oleh Belanda dan Australia atas insiden tersebut.
Jika Rusia pada akhirnya mengakui adanya bentuk tanggung jawab hukum dalam insiden tersebut, hal itu dapat memungkinkan dilakukannya klaim kompensasi oleh keluarga dan kerabat para korban.
Pada Mei 2018, saat menyatakan bahwa Rusia dianggap bertanggung jawab dalam insiden penembakan MH17, Belanda dan Australia dengan cepat menerima dukungan Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu lainnya. Mengenai hal itu, Blok mengatakan, Belanda menghargai ”dukungan politik dan keuangan” yang telah dijanjikan Australia dan negara-negara G-8 lainnya terhadap kemungkinan penuntutan hukum terhadap tersangka penyebab jatuhnya MH17.
Dalam kunjungannya ke Australia, Rabu ini, Blok meletakkan karangan bunga pada prasasti peringatan untuk mengenang para korban MH17 di Canberra. Blok mengatakan, ia dan Payne dalam pertemuan mereka menegaskan kembali komitmen negara mereka untuk bekerja sama dalam memerangi terorisme dan ekstremisme.
”Belanda dan Australia berdiri berdampingan dalam kesedihan dan tekad bersama-sama,” kata Blok.