Pelecehan rasial dari para pendukung Montenegro terhadap para pemain Inggris telah menodai keindahan sepak bola. Eropa pun masih kesulitan menghilangkan noda tersebut.
PODGORICA, SELASA —Sepak bola masih mengidap penyakit lama, yakni rasisme. Penyakit itu kembali kambuh dan menimpa Inggris dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2020 melawan Montenegro di Stadion Podgorica, Selasa (26/3/2019) dini hari WIB. Kabar baiknya, para pemain Inggris sudah memiliki penangkalnya.
Pada laga di stadion berkapasitas 15.000 orang itu, cemoohan bernada rasial terdengar dari tribune penonton. Sebagian penonton menirukan suara monyet yang ditujukan kepada beberapa pemain Inggris berkulit hitam, seperti Danny Rose, Raheem Sterling, dan pemain debutan Callum Hudson-Odoi.
Bagi Hudson-Odoi (18), tindakan rasial tersebut menodai laga yang seharusnya menjadi momen terindah dalam hidupnya. ”Saya berusaha menikmati momen ini, tetapi suara dari penonton itu sungguh tidak dapat diterima. Kami hanya perlu menegakkan kepala dan memiliki mental yang kuat,” kata pemain Chelsea ini.
Pernyataan Hudson-Odoi itu memang dipraktikkan di lapangan. Tim ”Tiga Singa” tetap berdiri tegak meski Montenegro mencetak gol lebih dulu melalui Marko Vesovic pada menit ke-17. Inggris lalu bisa membalas dengan lima gol mulai menit ke-30. Kelima gol itu dicetak oleh Michael Keane, Ross Barkley (dua gol), Harry Kane, dan Sterling.
Setelah mencetak gol terakhir Inggris, Sterling lalu menghampiri tribune penonton dan menangkupkan kedua telapak tangannya ke telinganya. Penyerang Manchester City ini ingin menyampaikan pesan bahwa pelecehan rasial itu tidak berpengaruh terhadap mereka.
”Memalukan melihat rasisme ini tetap ada. Kini saatnya melakukan perubahan,” ujar Sterling yang sudah muak dengan rasisme.
Pada Desember 2018, Sterling mengkritik media massa di Inggris yang dianggap membantu menyuburkan rasisme. Melalui media sosial, Sterling mengunggah contoh berita yang menyudutkan pemain muda City berkulit hitam, Tosin Adarabioyo.
Marak di Eropa
Inggris sendiri belum terbebas dari rasisme. Sterling bahkan pernah menjadi korban saat bertandang ke kandang Chelsea akhir tahun lalu. Chelsea langsung memberi sanksi kepada empat suporternya berupa larangan mendatangi stadion.
Tidak hanya di Inggris dan Montenegro, rasisme ini masih ada di negara Eropa lainnya. Rose juga pernah menjadi korban saat bersama timnas Inggris U-21 bertandang melawan Serbia pada 2012. Tidak hanya melontarkan kata-kata rasial, pendukung Serbia juga melempar batu, koin, dan bahkan bangku ke arah lapangan.
Ketika Serbia datang ke Jerman untuk menjalani laga persahabatan pada pekan lalu, peristiwa yang terjadi lebih memalukan. Para pendukung Jerman justru menyerang pemain mereka sendiri, yaitu Leroy Sane dan Ilkay Gundogan. Namun, seperti Sterling dan para pemain lainnya di Inggris, para pemain Jerman tidak menggubris pelecehan rasial itu dan Jerman bisa mengalahkan Belanda, 3-2, Senin (25/3/2019) dini hari WIB.
Terkait dengan hal ini, Sterling dan para pemain Inggris lainnya mendesak kasus rasisme ini segera ditindaklanjuti. Asosiasi Sepak Bola Eropa atau UEFA melalui situs resminya pun menyatakan mulai menyelidiki kasus ini. Sanksi yang bisa didapatkan Montenegro adalah penutupan stadion sebagian hingga laga tanpa penonton dan denda 50.000 pounds atau sekitar Rp 1 miliar.
”Sanksi akan menjadi sia-sia apabila tidak disertai edukasi untuk mencegah rasisme,” ujar Pelatih Inggris Gareth Southgate. Seusai laga kontra Montenegro itu, Southgate juga meminta maaf jika timnya tidak melakukan tindakan yang tepat, seperti pergi meninggalkan lapangan di tengah laga. Menurut dia, para pemainnya masih ingin bermain untuk menunjukkan bahwa mereka tidak terpengaruh.
Ronaldo cedera
Dengan kemenangan atas Montenegro, Inggris semakin kuat di Grup A dengan enam poin karena sebelumnya juga menang atas Ceko, 5-0. Pada laga lainnya, juara Piala Eropa 2016, Portugal, mengalami nasib buruk di Grup B. Mereka ditahan imbang Serbia, 1-1, dan Cristiano Ronaldo mengalami cedera hamstring.
Portugal pada laga pertamanya juga ditahan imbang Ukraina, 0-0. Dengan demikian, Portugal baru mengemas dua poin dan berada di peringkat ketiga klasemen. ”Saya tidak khawatir, saya mengenali tubuh saya sendiri. Saya akan kembali satu atau dua pekan lagi,” kata Ronaldo.
Situasi ini otomatis membuat Juventus khawatir karena Ronaldo akan sangat dibutuhkan untuk menghadapi Ajax pada laga perempat final Liga Champions, pekan kedua April. Ronaldo kini berlomba dengan waktu untuk membuktikan ucapannya untuk pulih. (AP/AFP/REUTERS/DEN)