Kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kota Dumai, Riau, masih belum dapat dikendalikan. Hingga Rabu (27/3/2019) sore, api masih berkobar di wilayah Guntung, Kecamatan Medang Kampai.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS – Kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kota Dumai, Riau, masih belum dapat dikendalikan. Hingga Rabu (27/3/2019) sore, api masih berkobar di wilayah Guntung, Kecamatan Medang Kampai. Luas areal yang terbakar itu diperkirakan mencapai lebih dari 200 hektar.
“Kami sudah mengirimkan dua unit helikopter untuk membantu pemadaman dari udara. Di darat, tim dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, dan warga masih terus mengupayakan penyekatan api agar tidak menyebar," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger, saat dihubungi di Pekanbaru, Rabu.
Edwar mengatakan, pemadaman terkendala cuaca panas terik dan angin yang bertiup kencang. "Sampai hari ini, hujan belum juga turun di Dumai. Padahal, di daerah (Riau) lain, sudah semakin sering turun hujan,” ujarnya.
Pada Rabu ini, kata Edwar, helikopter jenis Mi 8 kembali diterbangkan ke Medang Kampai. Sehari sebelumnya, helikopter itu melaksanakan pengeboman air (water bombing) sebanyak 86 kali. Dengan volume sekali angkut mencapai 4.000 liter, air yang dicurahkan kemarin mencapai 344.000 liter.
“Fokus pemadaman Satgas Karhutla Riau saat ini masih di Dumai. Namun, ada lokasi baru di Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir, dengan luas 22 hektar. Kebakaran masih terjadi di pesisir pantai timur, sementara wilayah barat, selatan, dan tengah Riau sudah hujan. Sampai kemarin, luas lahan terbakar di Riau sejak Januari 2019 mencapai 2.806 hektar,” kata Edwar.
Sehari sebelumnya, luas lahan terbakar di Riau baru mencapai 2.778 hektar. Berarti, terjadi penambahan areal terbakar seluas 28 hektar dalam satu hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan terdapat lima titik panas di wilayah Riau dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
Kebakaran di Medang Kampai terjadi di lahan semak belukar yang berada di belakang perkebunan kelapa sawit. Kebakaran bahkan sudah mencapai areal Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PPIG), lokasi lahan kerja sama Badan Restorasi Gambut (BRG) dengan Kelompok Masyarakat Peduli Gambut di wilayah Guntung, Medang Kampai.
Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan, dalam percakapan dengan Kompas melalui aplikasi percakapan telepon, mengaku prihatin atas semakin maraknya kebakaran di wilayah Riau. Bahkan, kebakaran terjadi di dekat areal yang dikelola oleh BRG.
Haris mengatakan, meski sudah banyak dilakukan sosialisasi, masih banyak orang yang membandel dan nakal dengan membakar lahan. Mereka tidak mempedulikan dampak dari kebakaran lahan tersebut. Meski demikian, ia mengatakan, BRG akan tetap fokus terhadap pencegahan kebakaran lahan dan hutan.
“Dari persoalan lapangan, tanaman kelapa sawit adalah modus kebakaran lahan di sana,” kata Haris.
Dari daratan dapat dilihat, kebakaran berada di dekat perkebunan kelapa sawit warga yang mayoritas masih berumur sekitar satu sampai empat tahun. Pada lahan perkebunan itu terdapat kanal memanjang yang masih berisi air.
Di Medang Kampai terdapat tiga lokasi kebakaran yang terpisah. Di lokasi terjauh yang sudah mendekati alur Selat Morong, terdapat lahan terbakar sangat luas. Belum ada akses jalan menuju lokasi kebakaran itu sehingga pemadaman hanya dilakukan dengan bantuan helikopter.
Lokasi kebakaran yang dijangkau melalui Jalan Dahlia, Medang Kampai, terdapat tiga regu polisi dan Manggala Agni yang memadamkan api dari darat. Petugas masih kesulitan mengendalikan api karena lahan yang terbakar sudah terlalu luas.
Sebagian besar lahan terbakar berupa semak belukar. Namun, api juga sudah menyambar masuk ke lahan kelapa sawit warga yang belum menghasilkan. Dari data yang dikeluarkan BPBD Dumai pada hari Selasa, kebakaran hanya seluas 183 hektar.