Pemprov Benahi Fasilitas Pengelolaan Sampah di Piyungan
Setelah akses jalan ditutup warga sejak Minggu (24/3/2019), sejumlah fasilitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dibenahi.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Setelah akses jalan ditutup warga sejak Minggu (24/3/2019), sejumlah fasilitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dibenahi. Lokasi pengolahan sampah untuk tiga kabupaten/kota di provinsi itu ditargetkan beroperasi kembali pada Jumat (29/3/2019).
”Mudah-mudahan pada Jumat sampah sudah bisa masuk (ke TPST Piyungan) seperti biasanya,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY Sutarto, Rabu (27/3/2019), di Yogyakarta.
Sejak Minggu pagi, warga yang tinggal di sekitar TPST Piyungan menutup jalan akses menuju lokasi tempat pembuangan sampah itu. Penutupan dilakukan sebagai bentuk protes atas terjadinya sejumlah masalah yang mengganggu aktivitas warga. Salah satu yang dikeluhkan adalah panjangnya antrean kendaraan pengangkut sampah.
Panjangnya antrean itu menyebabkan kendaraan pengangkut sampah kerap parkir tak jauh dari permukiman warga. Akibatnya, masyarakat harus mencium bau tak sedap dari sampah yang diangkut. Air dari sampah yang diangkut kendaraan-kendaraan itu juga kerap menetes sehingga mengotori jalan.
Sutarto menyatakan, untuk mengurangi panjangnya antrean kendaraan, pihaknya tengah membangun dermaga baru di TPST Piyungan. Dermaga merupakan jalan kecil yang menghubungkan jalan utama di TPST Piyungan dengan lokasi pembuangan sampah.
Saat ini, kondisi dermaga di TPST Piyungan sudah tidak layak karena sudah tertutup timbunan sampah. Kondisi tersebut membuat proses pembongkaran sampah dari kendaraan membutuhkan waktu lama sehingga menyebabkan antrean panjang.
Menurut Sutarto, ada dua dermaga yang direncanakan dibangun di TPST Piyungan. Dermaga pertama dibangun di lokasi yang sama dengan dermaga lama. Saat ini pembangunan dermaga tersebut tengah berlangsung dan ditargetkan selesai pada Kamis (28/3/2019).
Apabila dermaga pertama itu bisa selesai dibangun tepat waktu, TPST Piyungan bisa beroperasi kembali pada Jumat. ”Kami sedang meneruskan membuat dermaga. Kalau tidak hujan deras, insya Allah besok (Kamis) selesai,” ujar Sutarto.
Sementara itu, pembangunan dermaga kedua direncanakan dimulai pekan depan. Dermaga kedua berlokasi beberapa ratus meter di bawah dermaga pertama. Berbeda dengan dermaga pertama, pembangunan dermaga kedua ini harus dilengkapi dengan gorong-gorong khusus karena menyeberangi saluran air.
Dengan adanya dua dermaga di TPST Piyungan, penurunan sampah dari kendaraan pengangkut bisa berlangsung lebih cepat sehingga mengurangi antrean. ”Ini sebagai solusi supaya bulan-bulan ke depan tidak ada masalah lagi,” ujar Sutarto.
Perwakilan masyarakat sekitar TPST Piyungan, Maryono, memaparkan, ada sekitar 500 keluarga yang terkena dampak dari berbagai masalah yang terjadi di TPST Piyungan. Warga terdampak itu berasal dari dua desa di Bantul, yakni Desa Bawuran, Kecamatan Pleret dan Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan.
Untuk tuntutan yang lain, itu, kan, perlu waktu untuk realisasinya. Kami juga tahu.
Maryono menyatakan, masyarakat meminta Pemprov DIY segera memperbaiki dermaga di TPST Piyungan agar antrean kendaraan pengangkut sampah tidak terlalu panjang. Selain itu, warga juga meminta pemda memperbaiki jalan di TPST Piyungan yang juga menjadi jalan untuk masyarakat.
”Kami juga meminta ada penerangan dan drainase untuk jalan di TPST Piyungan. Selain itu, kami juga berharap ada kompensasi untuk warga yang terdampak,” ungkap Maryono.
Menurut Maryono, apabila dermaga di TPST Piyungan selesai dibangun dan siap dipakai, warga mempersilakan pembuangan sampah dilakukan kembali. ”Untuk tuntutan yang lain, itu, kan, perlu waktu untuk realisasinya. Kami juga tahu,” ujarnya.
Sampah menumpuk
Penutupan TPST Piyungan membuat pembuangan sampah dari tiga kabupaten/kota di DIY, yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul, menjadi terganggu. Berdasarkan pantauan di Kota Yogyakarta, Rabu, tumpukan sampah terlihat di berbagai tempat pembuangan sampah. Di sejumlah lokasi, tumpukan sampah bahkan meluber hingga ke jalan.
Koordinator Pengangkutan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Tono Wicahyanto mengatakan, setiap hari pihaknya mengangkut sampah 105 truk dari berbagai lokasi di Yogyakarta. Satu truk rata-rata mengangkut sekitar 3,5 ton sampah sehingga total volume sampah yang ditangani DLH Yogyakarta berkisar 367 ton per hari.
Oleh karena itu, saat TPST Piyungan ditutup selama empat hari terakhir, diperkirakan ada 1.468 ton sampah di Kota Yogyakarta yang tak terangkut. Volume itu belum termasuk sampah dari sejumlah pasar tradisional dan kawasan Malioboro yang diurus instansi lain.
Tono memaparkan, pada Rabu, pihaknya melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke berbagai lokasi pembuangan sampah. Penyemprotan dilakukan untuk membunuh lalat, kecoa, dan plankton di antara tumpukan sampah yang bisa menyebarkan penyakit. ”Ada 48 lokasi yang dilakukan penyemprotan. Selain hari ini, penyemprotan juga dilakukan besok (Kamis),” katanya.