Kementerian Perindustrian membangun 24 rumah produksi di kompleks hunian sementara penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Sulawesi Tengah.
Oleh
Videlis Jemali
·3 menit baca
SIGI, KOMPAS — Kementerian Perindustrian membangun 24 rumah produksi di kompleks hunian sementara penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Sulawesi Tengah. Fasilitas itu untuk terus meningkatkan volume produksi pelaku industri kecil dan menengah pascabencana pada September 2018 tersebut.
Rumah produksi itu pada Kamis (28/3/2019) diresmikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kabupaten Sigi. Rumah produksi tersebar di hunian sementara di Kabupaten Sigi, Donggala, dan Kota Palu. Ketiga daerah itu terdampak gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi pada 28 September 2018.
Saat ini, telah selesai dibangun 18 rumah produksi. Rumah produksi menghasilkan berbagai macam produk, seperti makanan olahan, pakaian, dan mebel. Satu rumah produksi diserahkan kepada satu pelaku industri kecil dan menengah (IKM).
Lima rumah produksi berlokasi dekat kompleks hunian sementara di Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Sigi. Rumah produksi di tempat itu mengolah cokelat, tepung jahe dan kunyit, serta menjahit baju pengantin. Kementerian Perindustrian juga melengkapi rumah produksi dengan alat-alat produksi.
Dewi Murni (25), pemilik usaha Amanat Cokelat yang mendapatkan rumah produksi, menyatakan, sejak Januari dia sudah menjalankan usahanya tersebut. Dia mengakui, produksi menurun dibandingkan sebelum gempa bumi. Sebelum bencana, ia mengolah 10 kilogram cokelat per bulan menjadi cokelat kemasan, tapi setelah bencana ia hanya mampu mengolah 5 kg cokelat per bulan.
Selama ini, ia menggunakan rumahnya yang rusak akibat gempa untuk produksi. ”Karena tempat dan alat produksinya sudah disiapkan, saya bertekad untuk meningkatkan volume produksi cokelat seperti sebelum gempa,” katanya.
Airlangga menyatakan, 24 rumah produksi tersebut bertujuan menyediakan basis usaha agar pelaku IKM terus produktif setelah rumah atau tempat usaha mereka hancur. Pelaku IKM diharapkan kembali bangkit berwirausaha.
”Kami dorong agar kebangkitan IKM terus berjalan. Kekuatan ekonomi kita ada pada IKM,” kata Airlangga.
Bupati Sigi Irwan Lapatta menyatakan, 1.000 IKM terdampak gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi di daerahnya. Dari jumlah itu, baru sekitar 20 persen (200 usaha) yang mendapatkan suntikan modal dan alat produksi. Sisanya tetap berjalan, tetapi belum diberi insentif untuk bisa beroperasi seperti sebelum bencana.
”Kami sedang berusaha merangkul berbagai pihak, seperti lembaga swadaya masyarakat dan perusahaan-perusahaan, agar pelaku usaha mendapatkan modal dan alat produksi,” kata Irwan.
Irwan menyatakan, pemerintah telah menggelontorkan Rp 1 miliar untuk menstimulasi pelaku IKM. Bantuan lain datang dari lembaga swadaya masyarakat dan perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial (CSR). Bantuan tersebut diberikan secara tunai untuk modal usaha dan nontunai dalam bentuk alat produksi.
Selain rumah produksi, Kementerian Perindustrian menyumbangkan lima unit mobil yang dilengkapi dengan instalasi penjernihan air untuk langsung dikonsumsi. Ada pula bantuan alat-alat bengkel bagi pelaku usaha yang kehilangan alat kerjanya.