Ma’ruf Amin: Warga NU Siap Memenangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, di Sleman, Yogyakarta, menyatakan, seluruh warga Nahdlatul Ulama akan all out, cancut tali wanda memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO/AGNES THEODORA
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin menyatakan, seluruh warga Nahdlatul Ulama siap bekerja keras membantunya menang dalam Pemilu 2019 bersama calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo. Dukungan itu berdasarkan terpilihnya Ma’ruf, yang merupakan kader Nahdlatul Ulama, sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo.
”NU akan all out. Cancut tali wanda memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin,” kata Amin dalam acara Deklarasi Kyai-Santri Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Kemenangan 01 di Yayasan Nur Iman Mlangi, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (28/3/2019).
Cancut tali wanda merupakan pepatah yang berasal dari bahasa Jawa. Arti pepatah itu adalah kerja sama yang dijalin oleh banyak orang untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak ada yang berpangku tangan, semuanya ikut bergerak sesuai dengan kapasitasnya masing-masing agar tujuan yang ditentukan itu bisa tercapai bersama-sama.
Amin meyakini, pihaknya bakal mendapat dukungan penuh dari seluruh warga NU, pada Pemilu 2019. Solidaritas organisasi tersebut dapat membantunya menang dalam kontestasi politik nanti. Terlebih lagi, ia merupakan bagian dari organisasi tersebut.
Rabu Putih
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya siap mendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, dengan membuat gerakan Rabu Putih.
”Kami ajak seluruh komponen masyarakat pakai baju putih. Coblos capres dan cawapres yang berbaju putih pada waktu pemilihan nanti,” katanya.
Kami ajak seluruh komponen masyarakat pakai baju putih. Coblos capres dan cawapres yang berbaju putih pada waktu pemilihan nanti.
Yaqut menyatakan, ia telah menginstruksikan seluruh kader GP Ansor untuk melaksanakan gerakan itu. Sebanyak 4,7 juta kader siap dikerahkan agar gerakan itu bisa terlaksana.
Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, kader GP Ansor nanti ada yang akan ditugaskan untuk mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) dari intimidasi, provokasi, dan tekanan sewaktu akan memilih. Mereka akan mengawal dari proses pemungutan hingga penghitungan suara. Sementara itu, yang tidak bertugas menjaga TPS diminta untuk mengajak seluruh saudara dan kerabat menggunakan hak pilihnya.
”Ini untuk meminimalisasi golput. Yang penting jangan ada provokasi dan saling ada intimidasi. Kami ingin pemilu ini damai dan benar-benar menjadi pesta buat rakyat,” kata Yaqut.
Bukan perang
Saat berpidato, Amin berpesan kepada para santri dan kiai untuk tetap menjaga persatuan bangsa. Perbedaan pilihan dalam pemilu tidak boleh menjadi alasan bagi sesama anak bangsa untuk saling bermusuhan. Suasana persaudaraan mutlak dipertahankan.
”Pilpres itu bukan perang. Kami memang mau menang, tetapi tidak dengan cara-cara yang merusak kesatuan dan persatuan bangsa,” kata Amin.
Amin menyampaikan, persatuan Indonesia itu adalah kesepakatan bersama. Keberagamaan merupakan sebuah keniscayaan yang hendaknya terus dirawat. Hal itu bisa dilakukan jika semua orang memegang prinsip saling mengasihi dan mencintai.
Sementara itu, Yaqut mengatakan, ada upaya dari segelintir orang untuk membuat bangsa ini terpecah belah demi kepentingan mereka sendiri. Ia mengajak masyarakat agar tidak mudah terpengaruh hoaks yang berusaha merusak persatuan bangsa ini.
”Hoaks dan ujaran kebencian dibuat agar kita kehilangan kebanggaan terhadap tokoh panutan dan negeri yang kita cintai. Kalau kita sudah kehilangan kecintaan itu, kita akan saling cabik sendiri. Saling bertengkar dan memecah belah sendiri,” kata Yaqut.