Operasionalisasi dan Tarif LRT Tunggu Keputusan Pemprov DKI
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun sempat dijadwalkan beroperasi akhir Februari 2019, kereta ringan (LRT) rute Kelapa Gading-Rawamangun belum kunjung diresmikan hingga kini. Keputusan operasionalisasi LRT ada di tangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
PT LRT Jakarta selaku operator LRT di rute itu masih menanti pengumuman tanggal peluncuran operasionalisasi LRT secara komersial.
Selain itu, tarif LRT juga belum resmi diputuskan Pemprov DKI. ”Kami masih menunggu pengumuman resmi dari gubernur untuk tarif,” ucap Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati, Rabu (27/3/2019).
Hingga berita ini disusun, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati tidak merespons pertanyaan ataupun permintaan wawancara mengenai LRT yang dikirimkan melalui Whatsapp.
Demikian juga Pelaksana Tugas Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta M Abbas yang selama ini selalu hadir sebagai perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rapat mengenai moda raya terpadu (MRT)/LRT di kantor DPRD DKI Jakarta.
Berdasarkan laporan dari PT Wijaya Karya Tbk sebagai kontraktor dan PT Jakarta Propertindo sebagai pengembang, jalur LRT sepanjang 5,8 kilometer sudah selesai 100 persen.
Dari enam stasiun LRT, Stasiun Pegangsaan Dua di area depo belum dioperasikan pada tahap awal karena belum siap. Kemajuan fisik lima stasiun lain, yakni Stasiun Boulevard Raya Utara, Boulevard Raya Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrom, sudah lebih dari 99 persen. Masih perlu penyempurnaan di stasiun.
Integrasi tiket
Saat ini, PT LRT Jakarta juga menyiapkan cara pembayaran LRT. Melisa mengatakan, alat pembayaran yang sudah siap saat ini adalah kartu LRT Jakarta yang hanya bisa digunakan untuk naik kereta LRT. Kartu terdiri atas tiga jenis, yaitu single journey ticket untuk sekali jalan, stored value ticket untuk tiket yang bisa diisi ulang hingga maksimal Rp 2 juta, dan season pass untuk penggunaan berjangka, yaitu untuk 1 hari, 7 hari, hingga 30 hari.
Selain itu, PT LRT Jakarta sudah bekerja sama dengan lima bank penyedia kartu uang elektronik, yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, BCA, dan Bank DKI.
”Kerja sama dengan bank-bank itu sudah selesai, tinggal pengintegrasian dengan mesin kami,” ujar Melisa. Integrasi ditargetkan selesai April.
PT LRT Jakarta juga bakal mengintegrasikan pembayaran LRT dengan kartu Jaklingko mengingat LRT Jakarta sudah ditetapkan terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti bus Transjakarta, bus-bus kecil Jaklingko, dan kereta MRT.
Adapun berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut operasionalisasi LRT Jakarta fase 1 sepanjang 5,8 kilometer ini. Pada 6-18 Maret 2019 dilakukan sosialisasi publik terkait dengan integrasi antarmoda bersama PT Transportasi Jakarta selaku operator bus Transjakarta.
Anak perusahaan Jakpro ini tidak bisa memperpanjang waktu sosialisasi lagi karena pada 19-22 Maret PT LRT Jakarta fokus untuk pengujian prasarana LRT.
Adapun integrasi LRT dengan Transjakarta sudah dipersiapkan. Melisa mengemukakan, di Stasiun Boulevard Raya Utara atau ujung utara jalur LRT Jakarta terdapat integrasi dengan bus kecil Jaklingko Jak-24 (Senen-Pulogadung via Kelapa Gading), Jak-59 (Rawamangun-Rawa Sengon), dan Jak-61 (Pulogadung-Cempaka Putih).
Adapun di ujung selatan, di Stasiun Velodrom, ada integrasi dengan bus Transjakarta Koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas), kemudian Stasiun Pulomas dan Stasiun Equestrian dengan bus kecil Jak-33.
Di Stasiun Velodrom, Jakpro sedang membangun jembatan penyeberangan yang menghubungkan langsung stasiun dengan halte Transjakarta terdekat, yaitu Halte Pemuda Rawamangun. Itu untuk memindahkan penumpang LRT Jakarta berpindah ke bus Transjakarta, serta sebaliknya.