Masyarakat di 13 kampung yang rumahnya tergenang akibat meningkatnya tinggi permukaan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, mengalami kesulitan air bersih.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Masyarakat di 13 kampung yang rumahnya tergenang akibat meningkatnya tinggi permukaan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, mengalami kesulitan air bersih. Kondisi ini dialami warga pascabencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Jayapura pada 16 Maret lalu.
Sebanyak 2.217 rumah warga yang berada di pinggiran Danau Sentani masih tergenang air hingga Kamis (28/3/2019). Sebanyak 2.746 keluarga terkena dampak naiknya tinggi permukaan danau itu. Kondisi tersebut terjadi karena tingginya debit air yang masuk ke danau ketika terjadi hujan lebat pada 16 Maret lalu. Kondisi itu juga menyebabkan banjir bandang.
Dari pantauan di Kampung Ayapo, Kamis siang, tinggi air yang menggenangi rumah-rumah warga mencapai 60 sentimeter. Warga terpaksa mengungsi ke gereja, balai desa, dan sekolah.
Obaja Pulalo (50), tokoh masyarakat yang ditemui di Kampung Ayapo, mengatakan, sebanyak 200 keluarga di kampung itu terkena dampak meningkatnya tinggi permukaan Danau Sentani.
”Pasokan air bersih masih terbatas. Warga terpaksa mengonsumsi air danau selama 10 hari sebelum mendapatkan bantuan air mineral dari pemda. Akibatnya, banyak warga mengalami diare dan kulit gatal-gatal,” ucap Obaja.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Yulianus Mambrasar menuturkan, diperkirakan terjadi penyumbatan di muara Danau Sentani akibat sedimen lumpur yang ketebalannya lebih dari 1 meter. Hal inilah yang diduga menyebabkan ketinggian permukaan danau belum surut.
”Tak ada sampah atau kayu di daerah muara tersebut. Kami akan berkoordinasi dengan Pemkab Jayapura dan masyarakat setempat untuk penanganan masalah sedimen lumpur di muara danau tersebut,” ujar Yulianus.
Ia pun mengatakan, warga terpaksa menggunakan air danau untuk kebutuhan sehari-hari sebelum mendapatkan bantuan air bersih dari berbagai pihak. Padahal, air danau itu telah tercemari limbah rumah tangga, bangkai hewan, dan jenazah korban banjir bandang.
”BWS Papua telah menyalurkan ribuan liter air bersih ke kampung-kampung di pinggiran Danau Sentani pada Kamis ini, termasuk Ayapo,” kata Yulianus.
Ia menambahkan, BWS Papua akan membuat bangunan penampungan sumber air (intake) di kampung-kampung yang terdampak musibah ini dalam waktu dekat.
”Kami berencana membuat tiga hingga empat intake yang berfungsi menyuplai air ke kampung-kampung tersebut. Sebelumnya, kami telah membangun tiga intake untuk pengungsi banjir bandang di Sentani,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giay, ketika dikonfirmasi, mengakui, penyakit diare dan kulit rentan menyerang pengungsi. Karena itu, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura telah turun ke semua tempat pengungsian untuk memberikan pengobatan penyakit tersebut dan penyakit serius lainnya.