PADANG, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan hutan pantai di kawasan pesisir guna menghadapi ancaman tsunami di zona patahan raksasa segmen Mentawai. Hutan pantai dinilai menjadi infrastruktur alam terbaik guna meredam dampak buruk tsunami.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana Tsunami bertema ”Penanaman Sejuta Pohon di Pesisir Pantai Sumbar” di Padang, Jumat (29/3/2019), mengatakan, hutan pantai menjadi program utama menyelamatkan masyarakat. Pencanangannya akan dilakukan dalam waktu dekat di Padang, yang menurut rencana dilakukan Presiden Joko Widodo.
”Kenapa hutan pantai ini penting sekali? Kalau membaca koran Kompas hari ini (Jumat), sejumlah pakar mengatakan, yang terbaik adalah hutan pantai,” kata Doni.
”Kecepatan gelombang tsunami bisa mencapai 700 kilometer per jam. Lalu, dari hasil riset oleh sejumlah pakar Indonesia, hutan pantai mampu meredam kecepatan tsunami sampai 88 persen. Jadi, ketika menghantam dan ada hutan pantai, tsunaminya melemah. Air yang masuk ke daratan kecepatannya berkurang dan dampaknya terhadap masyarakat jauh lebih sedikit,” tutur Doni.
Kondisi berbeda akan terjadi jika tidak ada vegetasi. Air akan langsung masuk ke permukiman warga. ”Kalau tidak ada pohon, tsunami yang berada di atas 5 meter, menurut hasil riset, bisa sampai 2,5 kilometer ke daratan,” kata Doni.
Ia mencontohkan pentingnya vegetasi hutan pantai ketika terjadi beberapa tsunami yang pernah melanda Indonesia. Ketika tsunami Aceh, ada beberapa daerah di pantai selatan, pantai barat Aceh yang penduduknya selamat karena di depannya ada vegetasi hutan pantai tebal, seperti mangrove dan beberapa jenis pohon lain.
”Kemudian, di Sulawesi Tengah, di Donggala, ada sebuah tempat namanya Labuan Bajo, juga masyarakatnya selamat karena menanam mangrove. Sementara di kiri kanannya habis,” lanjut Doni.
Berdasarkan data itu, Sumbar sebagai daerah yang berpotensi dilanda tsunami juga harus memiliki hutan pantai. Oleh karena itu, BNPB dan Pemprov Sumbar mulai menyiapkan hutan pantai lewat program Sejuta Pohon di Pesisir Pantai Sumbar.
Saat ini, ada tujuh wilayah di pesisir pantai Sumbar, yakni Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Total penduduk yang tinggal di kawasan pesisir Sumbar lebih dari 1 juta orang.
”Pohon-pohon yang kita pilih untuk Sumbar seperti mangrove, pulai, cemara udang, waru, ketapang, dan beringin. Pada lapisan berikutnya bisa diisi dengan tanaman buah seperti sukun, mangga, dan lainnya,” ucap Doni.
Menurut dia, konsep itu tidak sulit dan bisa dikerjakan siapa saja. Meski menunggu untuk dicanangkan Presiden Joko Widodo, berdasarkan pantauan Kompas, kawasan pesisir pantai di Kota Padang sudah mulai ditanami. Doni mengatakan, untuk tahap pertama dirinya mendatangkan bibit dari sejumlah daerah.
”Menanam pohon adalah salah satu cara mengurangi korban dan keselamatan generasi mendatang. Kami ingin Sumbar menjadi pionir menyusun strategi mitigasi untuk tsunami. Kami yakin, dengan semangat masyarakat Minangkabau, kita bisa mewujudkan hal itu,” tutur Doni.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menambahkan, menanam pohon untuk mitigasi bencana adalah pilihan saat ini. Tidak ada lagi alternatif lain yang lebih mudah dan murah.
”Apalagi hutan pantai ini sudah terbukti. Jadi, kalau selama ini kita ingin membangun shelter, tetapi uangnya juga tidak jelas dari mana sehingga tidak mungkin. Setelah ditanam, butuh komitmen bersama untuk merawat dan menjaganya,” kata Nasrul.