MIAMI, RABU — Kanada hanya memiliki tiga petenis putra pada peringkat 100 besar dunia. Dua di antaranya, Denis Shapovalov dan Felix Auger-Aliassime, termasuk petenis papan atas dalam persaingan petenis putra berusia 21 tahun ke bawah. Shapovalov (19) saat ini berperingkat ke-23 dunia, sedangkan Auger-Aliassime, yang setahun lebih muda, baru menempati posisi ke-57.
Mereka adalah petenis nomor dua dan tiga Kanada setelah Milos Raonic yang saat ini berada di peringkat ke-14. Raonic, finalis Wimbledon 2016, pernah menempati peringkat ketiga dunia pada 21 November 2016-16 Januari 2017.
Meskipun masih berada di luar peringkat 20 besar dunia, Shapovalov dan Auger-Aliassime menempati papan atas daftar peringkat ATP Next Gen, yaitu daftar peringkat dunia untuk petenis putra berusia 21 tahun ke bawah.
Next Gen adalah program yang dibuat untuk mempromosikan petenis-petenis muda sejak 2017. Daftar peringkat dibuat, salah satunya, untuk menentukan delapan petenis peringkat teratas yang berhak tampil pada turnamen Final ATP Next Gen setiap akhir musim.
Berdasarkan daftar peringkat yang terakhir dikeluarkan ATP pada 18 Maret, dua kekuatan muda Kanada itu berada pada peringkat lima besar. Shapovalov berada pada peringkat kelima, sedangkan Auger-Aliassime di posisi keempat.
Keduanya tampil baik pada turnamen ATP Masters 1000 Miami Terbuka di Miami Gardens, Florida, Amerika Serikat, pekan ini. Auger-Aliassime, kelahiran 8 Agustus 2000, bahkan menjadi semifinalis termuda Miami Masters sejak 1985.
Dia akan berhadapan dengan juara bertahan, John Isner, pada semifinal setelah mengalahkan unggulan ke-11, Borna Coric, 7-6 (7-3), 6-2, pada perempat final, Rabu (27/3/2019). Rekannya, Shapovalov, berpeluang lolos ke empat besar juga jika memenangi laga perempat final, Jumat dini hari WIB. Pada laga itu dia akan menghadapi sesama petenis Next Gen lainnya, Frances Tiafoe (21).
Semifinal Miami Masters menjadi hasil terbaik Auger-Aliassime sejak menjadi petenis profesional pada 2017. Bermain dalam persaingan di turnamen ITF dan ATP Challenger pada 2017, dia mulai tampil dalam turnamen ATP World Tour, rangkaian turnamen yang lebih tinggi dari ITF dan ATP Challenger, pada 2018.
”Banyak orang di Kanada senang dengan penampilan saya di sini. Saya sangat senang mendengar komentar positif mereka. Tenis pun semakin populer di Kanada,” kata Auger-Aliassime pada laman resmi ATP.
Mulai bermain tenis pada usia empat tahun bersama ayahnya yang pelatih tenis, Auger-Aliassime saat ini berlatih di Pusat Pelatihan Nasional Tenis di Montreal, Kanada. Dia menyukai bermain di jenis lapangan keras karena bisa memanfaatkan kelebihannya, forehand dan servis keras. Idolanya adalah Federer, petenis yang memiliki tanggal kelahiran sama dengannya. Auger-Aliassime bahkan pernah diundang Federer berlatih bersama di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir 2017.
”Saya merasa terhormat dibandingkan dengan petenis-petenis besar. Saya berada di jalur yang tepat, tetapi perjalanan saya masih jauh. Saat ini, saya berusaha menikmati kegiatan setiap hari dan menikmati setiap pertandingan,” ujar Auger-Aliassime.
Selain Isner melawan Auger-Aliassime, semifinal lain juga akan mempertemukan petenis muda dan petenis senior. Pemenang Shapovalov melawan Tiafoe akan berhadapan dengan Federer atau Kevin Anderson.
Federer, yang telah berusia 37 tahun, dan Anderson (32) bertemu untuk keenam kalinya. Federer memenangi lima pertandingan, termasuk pada pertemuan terakhir di turnamen Final ATP 2018.
Peluang Halep
Pada tunggal putri, semifinal mempertemukan Anett Kontaveit (Estonia) dengan Ashleigh Barty (Australia) dan Karolina Pliskova (Ceko) melawan Simona Halep (Romania). Jika berhasil memenangi laga melawan Pliskova, Halep akan kembali menjadi petenis nomor satu dunia menggeser petenis muda Jepang, Naomi Osaka.
Peluang lebih besar untuk menjadi nomor satu dunia sebetulnya dimiliki petenis Ceko, Petra Kvitova. Petenis berusia 29 tahun yang saat ini menempati peringkat kedua dunia ini hanya perlu lolos ke final di Miami untuk menggeser Osaka. Namun, di luar dugaan, Kvitova kalah dari Barty, 6-7 (6-8), 6-3, 2-6, pada perempat final.
Kegagalan menjadi petenis nomor satu dunia ini menjadi yang kesekian kalinya bagi Kvitova, yang peringkat terbaiknya sejauh ini peringkat kedua dunia. Dengan tersingkirnya Kvitova, Halep yang kini berada di posisi ketiga hanya perlu mengalahkan Pliskova untuk menggeser Osaka dan Kvitova sekaligus dari puncak peringkat dunia.