JAKARTA, KOMPAS — Grup jasa keuangan besar asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG, berencana menyasar segmen bisnis ritel di Indonesia. Segmen itu dinilai memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menyangga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bank asing dengan aset terbesar di Indonesia itu selama ini fokus melayani segmen korporasi, terutama perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia serta perusahaan Indonesia dan multinasional.
Executive Officer, Country Head of Indonesiaa Bank MUFG Kantor Cabang Jakarta Daisuke Ejima, saat berkunjung ke kantor Redaksi Kompas di Jakarta, Kamis (28/3/2019), menyatakan, selain pasar yang besar, perkembangan sektor ritel Indonesia cukup menjanjikan di masa depan.
Dalam rangka menggarap segmen ritel, Bank MUFG mengakuisisi saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk 40 persen tahun lalu serta memegang 7,91 persen saham PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Dengan kepemilikan saham mayoritas di Danamon, pihaknya mulai menggarap segmen ritel dan usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia.
MUFG Bank Ltd memiliki jaringan global dengan total aset per September 2018 sebesar 2,78 triliun dollar AS. Di Indonesia, per September 2018, jumlah aset Bank MUFG mencapai Rp 165,2 triliun dengan laba tahun berjalan (sebelum pajak) Rp 3,7 triliun.
Director Head of Planning Department Bank MUFG Kantor Cabang Jakarta Mahendra Rendiantama menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan bisnis ritel. Selain Indonesia, investasi MUFG untuk segmen ritel berfokus di Amerika Serikat dan Thailand.
Managing Director Head of Global Corporate and Institutional Banking for Indonesia Bank MUFG Kantor Cabang Jakarta Pancaran Affendi menambahkan, Bank Danamon dinilai memiliki jangkauan yang luas untuk segmen bisnis ritel dan UMKM. Langkah MUFG mengakuisisi Danamon menjadi strategi untuk menciptakan rantai nilai bagi nasabah korporasi hingga mitra bisnis pendukungnya.
Langkah serupa ditempuh Sumitomo Mitsui Banking Corporation yang mengambil alih PT Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) Tbk. Dengan akuisisi itu, selain tetap menggarap segmen korporasi, BTPN hasil merger juga menyasar segmen ritel. BTPN menyasar debitor kelas menengah atau komersial secara selektif serta usaha mikro, kecil, dan menengah.