Dinamika politik saat pemilihan umum di daerah pemilihan Sumatera Utara II ditandai dengan tingkat partisipasi yang tinggi dan pilihan politik yang berubah-ubah. Selama tiga kali pemilu, tidak ada partai yang betul-betul dominan di dapil Sumatera Utara II. Dapil ini memiliki karakter masyarakat yang tidak fanatik pada satu partai tertentu.
Dapil Sumatera Utara II merupakan dapil yang gemuk dilihat dari segi cakupan wilayah administrasi. Dapil ini meliputi 19 kota dan kabupaten dengan jumlah pemilih sebanyak 3.045.834. Jumlah pemilih yang cukup besar yang mencapai 200.000 orang terdapat di Kabupaten Mandailing Natal, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.
Dapil ini memiliki tingkat partisipasi pemilih sebesar 80,79 persen pada Pemilu 2014. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional dan bahkan tertinggi di antara tiga dapil di Sumatera Utara.
Selain level keikutsertaan yang tinggi, pemilih di dapil ini menunjukkan ketidakfanatikan pada partai tertentu. Hal itu dilihat dari partai pemenang pemilu di dapil Sumatera Utara II yang terus berganti.
Selama tiga kali pemilu, tidak pernah ada partai yang betul-betul mendominasi. Pada Pemilu 2004, misalnya, Partai Golkar menjadi pemenang dengan perolehan 23 persen suara. Namun, pada dua pemilu berikutnya, partai ini terus disalip oleh rival-rivalnya.
Pada Pemilu 2009, Partai Demokrat yang terbilang baru menjadi partai pemenang dengan 24 persen suara. Partai ini mampu menggalang dukungan yang besar meski harus bersaing dengan 37 partai lainnya. Representasi Demokrat di parlemen mencapai tiga kursi. Hanya dua partai yang membayangi Demokrat dengan masing-masing dua kursi, yaitu Golkar dan PDI Perjuangan.
Namun, baik Demokrat, PDI-P, maupun Golkar harus mengalah dari Partai Gerindra yang meraih suara terbanyak pada Pemilu 2014. Gerindra memperoleh kemenangan dengan 17 persen suara.
Capaian ini naik signifikan dibandingkan pemilu sebelumnya yang hanya memperoleh 3,3 persen suara. Dalam dinamika ini, Partai Demokrat adalah yang paling banyak kehilangan suara (12 persen). Sementara PDI-P dan Golkar cenderung dapat mempertahankan jumlah suara tidak jauh berbeda dari pemilu sebelumnya.
Di tengah rendahnya loyalitas pada partai, tidak mengherankan jika tidak banyak caleg petahana yang terpilih kembali. Hanya ada dua nama caleg lama dalam komposisi anggota DPR terpilih untuk periode 2014-2019.
Mantan anggota DPR 2009-2014, Jhoni Allen M, pun baru bisa menduduki kursi Dewan saat ini karena menggantikan posisi Rooslynda Marpaung yang dipecat Partai Demokrat karena kasus suap APBD Sumatera Utara.
Fakta tersebut menandakan masih adanya kesempatan bagi partai ataupun caleg baru untuk meraup suara di dapil Sumatera Utara II. Pemilih yang tidak fanatik dan mengedepankan pertimbangan kemampuan personal akan memasang standar tinggi untuk diperebutkan suaranya. (LITBANG KOMPAS)