MATARAM, KOMPAS - Kendati menjadi salah satu destinasi wisata eksotis berskala internasional, sarana transportasi menuju Pulau Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Timur masih terbatas. Belum ada angkutan khusus untuk wisatawan sehingga mengurangi kenyamanan calon pengunjung.
Saat ini, kapal yang membawa wisatawan menuju Pulau Moyo juga digabung dengan penumpang umum. Padahal, semestinya standar pelayanan kepada wisatawan lebih diperhatikan.
“Mestinya angkutan untuk untuk wisatawan dan penumpang umum dibedakan,” kata Rizal Amir, pengusaha Agen Travel Cinta Holidays, Jumat (29/3/2019) di Mataram, Lombok.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan NTB, Bayu Windia mengatakan, pemprov akan mengoperasikan kapal cepat berkapasitas 100 penumpang dengan rute Labuhan Kayangan (Lombok Timur)-Pelabuhan Badas (Sumbawa Besar)-Pulau Moyo-Pulau Medang (tetangga Pulau Moyo). Kapal itu berlayar Sabtu dan Minggu dan dimulai 13-14 Maret.
Mestinya angkutan untuk untuk wisatawan dan penumpang umum dibedakan
Kapal tersebut akan mengangkut penumpang umum di setiap persinggahan. Pemprov NTB memberikan subsidi bagi penumpang.
Namun demikian, menurut Rizal, kapal yang singgah di beberapa tempat, akan memakan waktu relatif lama. Padahal jika kapal berlayar langsung ke Pulau Moyo dari Pelabuhan Kayangan, waktu tempuh hanya sekitar 2 jam. Menurut Rizal, paket khusus untuk wisatawan diperlukan karena dalam harga paket wisata telah mencakup biaya perjalanan, penginapan, dan pelayanan. Adapun banyak wisatawan masih mengeluhkan waktu tempuh ke Pulau Moyo yang tidak pasti.
“Banyak wisatawan ingin membeli paket honey moon ke Pulau Moyo. Namun, karena tidak ada akses transportasi, kami tidak bisa menyanggupinya,” kata Basri, pengusaha Lombok Travel Mataram.
Selama ini, untuk menuju Pulau Moyo, dari Lombok, wisatawan menggunakan pesawat dengan tujuan Bandara Sultan Kaharudin di Sumbawa Besar. Dari sana, dilanjutkan ke Labuhan Badas dan kemudian menyewa kapal cepat dengan tarif Rp 1,5 juta sekali sejalan ke Moyo. Adapun dari Labuhan Kayangan, tarif sewa kapal cepat (speed boat) bahkan bisa Rp 3 juta.
"Adanya aktivitas penyeberangan yang terjadwal, lebih memudahkan kami menjual paket one day tour atau paket dua hari satu malam misalnya," ujar Basri.
Banyak wisatawan ingin membeli paket honey moon ke Pulau Moyo. Namun, karena tidak ada akses transportasi, kami tidak bisa menyanggupinya
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka, menyambut baik dibukanya rute penyeberangan tersebut. Hal ini dinilai memberikan alternatif destinasi bagi wisatawan. Namun dia mengingatkan, perlu ada kepastian jadwal yang melayari rute itu.
"Selain itu pastikan kenyamanan akomodasi dan keindahan atraksi wisata di destinasi itu," ujarnya.
Catatan Kompas, Pulau Moyo dikenal tahun 1990, menyusul agen perjalanan di Bali menjual paket wisata Sunda Kecil. Para wisatawan singgah beberapa hari di Moyo, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo, NTT. Namun karena pungutan-pungutan yang tidak jelas, para operator wisata tidak lagi singgah di Pulau Moyo.
Suasana Pulau Moyo tenang, dikelilingi terumbu karang, air laut berwarna biru, dan pantai berpasir putih. Terdapat oase di tengah hutan tropis dan air terjun yaitu air terjun Mata Jitu, tempat mendiang Puteri Diana pernah mandi. Selain Lady Diana, petenis Maria Sharapova juga pernah menginap di pulau itu.