150 Pemuda Berlomba Kembangkan Aplikasi Wisata dan UMKM
Sebanyak 150 pemuda dari berbagai daerah mengikuti Banyuwangi Hackathon untuk membantu pengembangan ekonomi berbasis wisata dan usaha mikro, kecil dan menengah. Aplikasi pemenang akan digunakan oleh Pemkab Banyuwangi.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Sebanyak 150 pemuda dari berbagai daerah mengikuti Banyuwangi Hackathon untuk membantu pengembangan ekonomi berbasis wisata dan usaha mikro, kecil dan menengah. Para peserta berlomba-lomba mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha.
Hackathon merupakan akronim dari Hacker Marathon. Para peserta diberi waktu 24 jam untuk merancang aplikasi yang kemudian dipresentasikan untuk dicari yang terbaik dan mungkin diwujudkan.
Lomba yang digelar di Banyuwangi, Jumat hingga Sabtu (29-30/3/2019) tersebut digagas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan dukungan Warung Pintar dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari 50 tim peserta, dipilih 10 besar terbaik berdasarkan presentasi yang mereka lakukan. Eliminasi dilakukan hingga lima besar dan tiga besar terbaik.
”Hackathon ini kalau di pemerintahan semacam Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang. Ini Musrenbang gaya baru. Kita ajak anak-anak muda urun solusi lewat teknologi, apa sih yang mereka tawarkan dan rencanakan untuk meningkatkan kinerja pariwisata dan usaha mikro, kecil, menengah,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakan, pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dipilih karena dua sektor tersebut sedang tumbuh dalam masyarakat Banyuwangi. Pariwisata dan UMKM juga dinilai saling berkesinambungan karena berkat wisata komoditas UMKM dapat dengan lebih mudah di pasarkan.
Pariwisata dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dipilih karena dua sektor tersebut sedang tumbuh dalam masyarakat Banyuwangi. (Abdullah Azwar Anas)
Salah satu aplikasi yang lolos tiga besar ialah ‘Mbok Wangi’ dari Politeknik Surabaya. Aplikasi tersebut merupakan asistensi terhadap wisatawan backpacker yang ingin menikmati wisata di Banyuwangi secara lebih komplit. Jika biasanya aplikasi wisata hanya berkutat pada destinasi wisata yang populer, aplikasi "Mbok Wangi" juga melengkapinya dengan wisata-wisata edukasi dan yang tersembunyi di Banyuwangi.
“Kita perlu mengangkat juga tempat edu-wisata yang tak kalah menariknya, tapi perlu sentuhan lain, sehingga lebih populer. Tentunya, dengan cara booking yang lebih mudah dan cepat serta adanya estimasi pengeluaran yang jelas,” terang Elsa Mayangsari juru bicara tim "Mbok Wangi".
Selain itu ada pula aplikasi ‘Enjoy Banyuwangi’ yang dikembangkan oleh tim asal Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Aplikasi ini mampu mempertemukan wisatawan dengan guide lokal yang terdaftar dan tersertifikasi. Aplikasi juga dilengkapi vitur destinasi wisata, UMKM hingga kisaran biaya yang diperlukan.
“Pengguna bisa menentukan perjalanannya mau kemana dan memilih pemandu wisata yang kami rekomendasikan sesuai dengan tujuan yang mereka. Dengan mendapat pemandu yang tepat, wisatawan akan mendapat kepuasan sehingga mereka terus berkeinginan ke Banyuwangi,” tutur Yudit salah satu anggota tim "Enjoy Banyuwangi".
Sementara mahasiswa Universitas Telkom Bandung masuk dalam tiga besar berkat aplikasi rancangannya yang diberi nama ‘RITA’. Aplikasi ‘RITA’ merupakan virtual asisten bagi wisatawan yang mencari destinasi wisata, tempat oleh-oleh, UMKM, mesin anjungan tunai mandiri (ATM), warung pintar dan lain sebagainya yang menjadi kebutuhan wisatawan selama berlibur.
“Tidak seperti aplikasi lainnya, kita menawarkan destinasi wisata sebagaimana behavior mereka. Jadi, mereka tidak perlu pusing lagi untuk menentukan tempat wisata apa yang bakal dituju. Lengkap dengan perkiraan waktu perjalanan hingga budget yang dibutuhkannya,” ungkap Dimas Faruq yang menjadi juru bicara tim.
Executive Vice Presiden Center of Excellence BRI Kaspar Situmorang menuturkan pihaknya tertarik untuk berkolaborasi dan mendukung semangat anak-anak muda yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. “BRI punya semangat yang sama dengan gelaran Banyuwangi Hackathon untuk mendorong ekonomi kerakyatan. Kami berharap aplikasi yang dilahirkan para peserta benar-benar mampu mengembangkan perekonomian rakyat dari UMKM," ujarnya.