Kabupaten Demak, Jawa Tengah mulai mengembangkan wisata alam pesisir setelah selama ini dikenal akan wisata religi. Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata sehingga roda perekonomian semakin berputar.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mulai mengembangkan wisata alam pesisir setelah selama ini dikenal akan wisata religi. Wisata pesisir didorong untuk meningkatkan kunjungan wisata sehingga semakin memutar roda perekonomian.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Rudi Santoso, di sela-sela kirab budaya pada peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-516 Kabupaten Demak, Sabtu (30/3/2019), mengatakan, pariwisata alam merupakan pandangan kedua setelah selama ini dapat dikatakan Demak berkutat pada wisata religi.
Pengembangan terus dilakukan, misalnya, pada 2018 Pemerintah Kabupaten Demak mendorong pengembangan wisata mangrove di Morosari, Kecamatan Sayung. ”Hasilnya, kini UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) mulai tumbuh. Saat ini sudah ada delapan desa yang mengelola mangrove. Khusus 2019, kami fokus di Tambak Bulusan (Kecamatan Karangtengah),” ujar Rudi.
Rudi menambahkan, salah satu upaya untuk mendorong pariwisata Demak jangka panjang adalah disahkannya Peraturan Daerah (Perda) Rencana Induk Pariwisata. Dalam perda itu, setiap destinasi yang dibangun harus memiliki rencana induk sehingga berkelanjutan.
Pada 2018, lanjut Rudi, tingkat kunjungan wisata ke Demak mencapai 1,9 juta wisatawan per tahun. Angka itu diharapkan terus meningkat dan mencapai 2 juta kunjungan wisatawan pada 2020 dengan pengembangan wisata pesisir.
Adapun keunggulan utama saat ini yaitu wisata religi terus diperkuat guna terus meningkatkan kunjungan wisatawan. ”Kami dorong terus, antara lain dengan penataan. Juga, peningkatan pelayanan agar wisatawan semakin nyaman saat berada di Demak,” ujarnya.
Kepala Seksi Sarana Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Yudo Trilaksono mengatakan, selama ini, kearifan lokal paling menonjol dari Demak. Kearifan itu tidak terlepas dari keberadaan Masjid Agung Demak yang diperkirakan dibangun pada 1466 Masehi dan Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu.
Paket wisata yang ada biasanya satu rangkaian dengan wisata religi ke Kabupaten Kudus. ”Biasanya, wisatawan pagi sekali ke Colo, Kudus (Makam Sunan Muria), lalu ke Masjid Menara Kudus. Baru setelah itu ke Kadilangu dan Masjid Agung Demak,” ujar Yudo.
Seiring peningkatan aksesibilitas ke Jateng melalui Tol Trans-Jawa yang melewati Semarang, kunjungan wisatawan ke arah timur Jateng diharapkan meningkat.
Seiring peningkatan aksesibilitas ke Jateng melalui Tol Trans-Jawa yang melewati Semarang, kunjungan wisatawan ke arah timur Jateng diharapkan meningkat. Apalagi, lanjut Yudo, pada 2019, menurut rencana, akan dibuka angkutan aglomerasi Trans Jateng dengan rute Semarang-Demak.
Rudi mengakui, selama ini, salah satu kendala dalam pengembangan pariwisata di Demak adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM). Padahal, jika dikelola dengan baik, destinasi wisata dapat memutar ekonomi setempat. Karena itu, peningkatan kapasitas SDM digenjot.
”Ketimbang langsung menggarap banyak destinasi, kami fokus setiap tahun kembangkan satu. Saat peningkatan kapasitas SDM ini berjalan, kelompok sadar wisata akan tumbuh. Pola pikir masyarakat ke depan akan lebih baik. Dari pariwisata, ekonomi dapat tumbuh,” kata Rudi.
Kirab budaya
Untuk merawat kebudayaan di Demak, Pemkab Demak menggelar kirab budaya pada Sabtu (30/3/2019) dalam rangka memperingati hari jadi Demak yang jatuh pada 28 Maret. Peserta dari sejumlah instansi pemerintahan dan perusahaan daerah menyemarakkan acara bertema ”Guyub Rukun Mbangun Demak” itu.
Kirab menampilkan sejumlah kesenian, seperti barongan, tari seblak, gunungan hasil pertanian, serta parade kostum unik, termasuk kostum putih-putih Wali Songo. Kirab dilaksanakan dari kantor Dinas Pariwisata Demak hingga Pasar Bintoro, dengan rute sepanjang 850 meter.
Wakil Bupati Demak Joko Sutanto menuturkan, kirab budaya merupakan kegiatan tahunan untuk melestarikan kebudayaan di Demak. ”Kirab budaya ini diikuti 30 peserta (instansi). Ini hiburan untuk rakyat yang menutup rangkaian hari jadi Kabupaten Demak,” ujarnya.