Prabowo Nilai Sejahterakan Rakyat Lebih Penting dari Konflik Rohingya
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Dalam putaran keempat debat Pemilihan Presiden 2019 yang digelar Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Sabtu (30/3/2019), Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto mendukung peran pemerintah Indonesia menjadi mediator konflik sipil yang menimpa muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar. Namun, kata Prabowo, menyejahterakan rakyat sendiri masih jauh lebih penting.
“Kalau PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sudah menilai ada kemungkinan genosida dan pembersihan etnis, ini jadi masalah yang mengusik kita juga. Ini adalah pelanggaran HAM yang luar biasa. Tapi, kalau rakyat Indonesia sendiri masih banyak yang lapar dan miskin, kok, kita mau mengajari orang lain?” kata Prabowo setelah diminta pendapat tentang konflik tersebut oleh Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo.
Menurut Prabowo, peran mediator Indonesia Negara Bagian Rakhine adalah prestasi pemerintahan Jokowi. Namun, Indonesia kurang dihormati di tataran internasional sehingga hanya bisa memberikan peringatan kepada negara lain.
Beberapa penyebab kurangnya respek dari negara lain adalah kemiskinan, utang yang besar, dan nilai mata uang yang lemah. Selain itu, Indonesia masih terus mengimpor bahan pangan dari luar negeri.
“Sebagai negara agraris, kita masih impor pangan. Di mana kita dihormati? Jadi, kalau mau jadi nice guy, jadi mediator, monggo. Tapi saya akan berjuang agar Indoensia dihormati karena rakyatnya sejahtera. Kita tidak akan impor pangan dari luar negeri, itulah Prabowo-Sandi,” kata Prabowo.
Jembatan perdamaian
Sementara itu, Jokowi berjanji akan terus menjembatani proses-proses perdamaian di negara lain di masa depan. Modal sosial Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang toleran akan terus dimaksimalkan.
Jokowi mengatakan, Indonesia sudah dipilih oleh PBB untuk menjalankan fungsi mediasi dalam konflik yang menimpa muslim Rohingya. Konflik di Rakhine, Myanmar, tersebut menyebabkan banyak warga muslim Rohingya mengungsi ke Cox Bazaar, Bangladesh.
“Lebih dari 1,1 juta masyarakat muslim yang mengungsi di Cox Bazaar dengan kondisi memperihatinkan. Itu sudah saya sampaikan tiga kali di forum ASEAN untuk bersama-sama memberikan bantuan dan mencarikan mencarikan solusi bagi. Tekanan kita terhadap pemerintah Myanmar untuk merepatriasi muslim Rohingya ke Rakhine mulai berhasil,” kata Jokowi.