Bagi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, perang air atau bantal tak masalah. ”Jangan seperti Afghanistan yang sudah 40 tahun perang tidak berhenti. Karena itu, jangan putuskan tali silaturahmi meskipun berbeda pilihan dalam Pemilu 2019.”
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
Di bawah terik mentari, Jumat (29/3/2019), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil rela tubuhnya dipukuli. Sejumlah warga yang hadir di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, pun tak ”menyia-nyiakan” kesempatan tersebut.
Siang itu, pemimpin provinsi berpenduduk 48 juta jiwa tersebut tidak sedang berkelahi atau diserang massa. Emil, sapaannya, tengah bermain perang bantal, salah satu lomba dalam peringatan Hari Air Sedunia Ke-27 di Waduk Darma.
Emil duduk di atas bambu sambil memegang bantal. Jika terjatuh, ia akan tercebur di kolam buatan yang berada tepat di bawahnya. Sejumlah warga pun meladeni tawaran Emil untuk perang bantal.
Bahkan, Wakil Bupati Kuningan Muhamad Ridho Suganda juga berusaha mengirimkan ”tinju” bantal. Sebelum pertandingan dimulai, Emil dan Ridho berjabat tangan. Putra mantan Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda dan almarhumah Utje Hamid Suganda itu tampak membungkukkan badan saat bersalaman.
Perang bantal pun sontak semarak. Pejabat di lingkungan Pemprov Jabar dan Pemkab Kuningan yang turut hadir ikut bersorak. Kamera dan gawai menangkap momen tersebut. Sementara Emil tampak tersenyum seperti menikmati permainan.
Akan tetapi, Emil berhasil mempertahankan posisinya di atas bambu. Sementara lawannya satu per satu tercebur ke air. Warga beberapa kali meneriakkan nama Bupati Kuningan Acep Purnama agar ikut melawan Emil dalam perang bantal.
Akan tetapi, Acep bergeming di sudut arena. ”Masa memukul Gubernur? Nanti anggaran (untuk Kuningan) dikurangi,” ucap Acep diiringi senyum. Tahun ini, Pemprov Jabar memang menganggarkan sekitar Rp 60 miliar untuk ”menyulap” Waduk Darma menjadi destinasi wisata internasional. Itu sebabnya, Emil datang ke waduk seluas 425 hektar itu.
Meski tidak ikut bermain perang bantal, Acep menemani Emil bermain tembak air menggunakan senjata bambu. Sayangnya, panitia yang melawan mereka juga tak berani menembakkan senjata airnya kepada kedua pejabat tersebut.
Bagi Emil, perang air atau bantal tak masalah. ”Jangan seperti Afghanistan yang sudah 40 tahun perang tidak berhenti. Karena itu, jangan putuskan tali silaturahmi meskipun berbeda pilihan dalam Pemilu 2019 nanti. Perpecahan bisa menyebabkan konflik, bahkan perang,” ujar Emil dalam sambutannya.
Jangan seperti Afghanistan yang sudah 40 tahun perang tidak berhenti. Karena itu, jangan putuskan tali silaturahmi meskipun berbeda pilihan dalam Pemilu 2019 nanti.
Saat berpidato, layar di belakangnya memuat foto atlet pencak silat Indonesia peraih emas Asian Games 2018, Hanifan Yudani, memeluk Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Foto ini fenomenal karena kedua tokoh tersebut kembali bertarung dalam Pilpres 2019 setelah pada Pilpres 2014. Mungkinkah para calon presiden itu perang bantal?