Pemerintah daerah Jayapura fokus pada transisi darurat, termasuk bantuan kebutuhan hidup sehari-hari kepada pengungsi yang pulang.
SENTANI, KOMPAS— Masa tanggap darurat dan pencarian korban banjir bandang di 12 distrik di Kabupaten Jayapura, Papua, resmi dihentikan, Sabtu (30/3/ 2019). Namun, bantuan masih akan diberikan kepada ribuan pengungsi, termasuk yang sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.
Hingga kemarin, jumlah pengungsi yang masih bertahan di empat posko dan 16 subposko pengungsian tercatat 7.617 orang. Mereka terdiri dari pengungsi banjir bandang dan warga pinggir Danau Sentani yang rumahnya terendam luapan air danau.
Pengungsi yang rumahnya tidak rusak diminta untuk kembali pulang. Berdasarkan data terakhir, 291 rumah tergolong rusak berat sehingga penghuninya masih akan tinggal di posko pengungsian. Adapun 2.217 rumah di pinggiran Danau Sentani masih tergenang.
Ketua Tim Penanggulangan Bencana Banjir Bandang yang juga Kepala Kepolisian Resor Jayapura Ajun Komisaris Besar Viktor Mackbon mengatakan, pemerintah daerah akan fokus menata hidup penyintas yang rumahnya rusak berat.
”Tim penanggulangan bencana akan tetap memberikan bantuan makanan, pakaian, layanan kesehatan, hingga alat membersihkan rumah dari sedimen lumpur,” katanya.
Banjir bandang terjadi pada 16 Maret 2019. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua, banjir bandang 16 Maret lalu menewaskan 105 orang. Selain itu, 808 luka ringan, 107 orang luka berat, dan 82 orang belum diketahui.
Di Jakarta, hasil rapat koordinasi dan melihat situasi, pemerintah memutuskan melanjutkan penanganan dengan transisi darurat menuju pemulihan. Itu akan berlangsung hingga 27 Juni 2019.
”Status transisi darurat ini hanya administrasi. Supaya ada kemudahan akses dalam penggunaan anggaran, pengerahan personel, logistik, dan peralatan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers.
Hunian sementara
Kemarin, Bupati Jayapura Matius Awoitauw menyatakan sedang fokus menyediakan hunian sementara bagi pengungsi yang rumahnya rusak berat. Warga di pinggiran Danau Sentani yang rumahnya tergenang air juga akan mendapat perhatian utama.
”Tim masih mendata jumlah pengungsi yang membutuhkan hunian sementara, baik di Sentani dan pinggiran Danau Sentani. Kami berjanji pembangunan hunian sementara akan terlaksana dalam waktu dekat,” katanya.
Di tengah pendataan dan persiapan pembangunan hunian sementara, penanganan darurat masih terus dilakukan. Meskipun sebagian personel segera dipulangkan ke daerahnya, kata Sutopo, dampak berkurangnya personel telah diantisipasi. Di lokasi banjir masih ada 7.321 personel melanjutkan upaya penanganan bencana.
Berdasarkan data BNPB, dampak banjir bandang tak hanya di Distrik Sentani, tetapi juga di lima distrik di Kabupaten Jayapura, yaitu Sentani, Waibu, Sentani Barat, Ravenirara, dan Depapre.
Hingga Sabtu malam, hujan masih melanda Sentani dan menimbulkan aliran deras di jalan-jalan utama. (FLO/E18)