Sepanjang pagi – petang, Minggu (31/3/2019), belasan petinggi media massa mendapat kesempatan langka berlayar dengan yacht (kapal pesiar) militer Kapal Angkatan Laut (KAL) Yudhistira bersama Panglima TNI Marsekal (TNI) Hadi Tjahjanto di perairan Teluk Jakarta dari Tanjung Priok ke Pulau Bidadari pergi – pulang. Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, senior media massa Wahyu Muryadi dan belasan petinggi media bercengkerama akrab dengan Panglima TNI secara lepas, diselingi canda penuh tawa.
“Kita dulu punya kekuatan militer terkuat di Asia Tenggara di tahun 1960-an. Bomber Tu-16 kita memiliki rudal yang hampir seukuran pesawat tempur dan kita juga punya jet tempur Mig 21 yang dapat menghadapi Hawker Hunter milik Belanda dalam perebutan Irian. Belum lagi belasan kapal selam kelas Whiskey dan kapal penjelajah RI Irian yang memiliki panjang 250 meter lebih dan diawaki ribuan orang,” kata Hadi.
Bomber Tu-16 kita memiliki rudal yang hampir seukuran pesawat tempur dan kita juga punya jet tempur Mig 21 yang dapat menghadapi Hawker Hunter milik Belanda dalam perebutan Irian.
Hadi yang cucu dari Kyai Haji Masjkur, Komandan Lasykar Sabillilah dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, menceritakan, betapa TNI dengan cermat dan saksama menyiapkan kekuatan dari minimum essential forces hingga tahun 2024. Selanjutnya TNI akan berkembang menjadi kekuatan operasional yang semakin disegani.
Pembangunan pangkalan dan berbagai satuan di wilayah timur Indonesia adalah bukti komitmen membangun kekuatan TNI dan menjaga keutuhan bangsa. Sebagai contoh, Pasukan Marinir 3 di Kota Sorong, Papua Barat, menurut Panglima TNI akan mengokohkan keamanan kawasan perbatasan dan Pasifik Selatan seraya mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah timur dari aktivitas yang menyertai belasan ribu prajurit beserta keluarga.
Kehadiran pangkalan dan satuan-satuan tersebut juga akan mendorong aktivitas warga setempat yang pada akhirnya meningkatkan ekonomi dan keamanan wilayah.
Pengembangan kekuatan TNI tersebut, menurut Hadi Tjahjanto sejalan dengan gagasan Indo Pasifik yang diusung Indonesia dan ASEAN yang menyambungkan India – China – Amerika Serikat dalam satu komunitas besar dengan Indonesia menjadi wilayah strategis.
Panglima TNI meyakini jika pembangunan yang dilakukan berjalan dengan konsisten, sesuai prediksi Price Water House Cooper di tahun 2050, Indonesia menjadi kekuatan ekonomi besar dunia sesudah China, India, Amerika Serikat.
Panglima TNI yang mengidolakan Jenderal Soedirman dan Jenderal M Yusuf karena teladan sifat kerakyatan dan dekat dengan bawahan tersebut, berulangkali berfoto dan bergurau dengan para petinggi media. Wartawan senior Wahyu Muryadi berulangkali melontarkan gurauan yang disambut tawa lepas dari para pemimpin redaksi.
Dalam perjalanan, KAL Yudhistira yang dibuat tahun 2000-an, berlayar dengan kecepatan konstan 10 knot dan dikawal dua kapal perang dari satuan kapal cepat yakni KRI Tenggiri 865, KRI Torani 860, dan sepasang Sea Raider yang diawaki Komando Pasukan Katak (Kopaska) Armada I.
Setiba di Pulau Bidadari, Panglima TNI yang didampingi Panglima Armada I RI Laksaman Muda TNI Yudo Margono dan Komandan Lantamal III Jakarta Laksamana Pertama TNI Denih Hendrata beserta rombongan Pemimpin Redaksi disambut tarian khas Betawi.
Acara dilanjutkan dengan lomba menyanyi dan joget bersama menyertai makan siang dengan hindangan khas laut. Lagu campur sari Sewu Kutha, hingga Corazon Espinado (Hatiku Terguncang) hits yang dibawakan Santana dinyanyikan bersama Panglima dan para hadirin seraya berjoget lepas.
Seusai acara, Panglima TNI menyalami para prajurit yang membantu menyiapkan acara pelayaran tersebut dan berjanji akan mengadakan acara lanjutan dengan para petinggi media massa untuk membangun komunikasi yang cair antara TNI dan media massa yang sudah terjalin baik selama ini.