Duel kontra Tottenham Hotspur merupakan tonggak evolusi Liverpool FC bersama manajer Juergen Klopp. ”The Reds” sangat berapi-api menyambut reuni kedua tim di Liga Inggris, Minggu malam ini, untuk menegaskan evolusi itu.
LIVERPOOL, SABTU — Sejumlah fans Liverpool meyakini, jalur menuju trofi juara Liga Inggris dapat ditempuh dengan melewati Tottenham Hotspur. Kepercayaan ini bukan isapan jempol. ”The Reds”, yang lama berpuasa trofi Liga Inggris, hampir selalu di bawah bayang-bayang Spurs pada era modern ini.
Kiprah Liverpool bersama manajernya saat ini, Juergen Klopp, dimulai dari Spurs. Klub London itu merupakan lawan perdana Klopp saat mengambil alih kursi manajer The Reds dari pendahulunya, Brendan Rodgers, Oktober 2015 silam. Liverpool ditahan Spurs 0-0 saat itu. The Reds finis kedelapan, adapun Spurs finis ketiga di Liga Inggris kala itu.
Musim itu hanyalah satu cerminan betapa inferiornya The Reds atas Spurs dalam hal capaian di Liga Inggris pada dekade ini. Dari delapan musim terakhir Liga Inggris, Liverpool selalu finis di bawah ”Lili Putih”. Satu-satunya pengecualian terjadi pada musim 2013-2014, yaitu saat The Reds nyaris menjadi juara Liga Inggris di bawah asuhan Rodgers.
Meskipun belum pernah membawa Liverpool juara, bahkan finis lebih baik dari Lili Putih, Klopp telah menghadirkan perbedaan, yaitu evolusi tim. The Reds yang diasuhnya pada laga pertama di Liga Inggris, Oktober 2015 silam, nyaris total berbeda dibandingkan dengan saat ini. Tidak ada lagi Martin Skrtel, Emre Can, ataupun Nathaniel Clyne yang kesulitan beradaptasi dengan gaya taktik kesukaannya, gegenpressing.
Berkat dukungan manajemen, The Reds ibarat tim berbeda dibandingkan tahun 2015. Dukungan itu antara lain diwujudkan lewat kontrak jangka panjang Klopp dan kucuran dana besar. Total 383 juta poundsterling atau Rp 7,1 triliun dibelanjakan Klopp untuk memboyong banyak pemain baru, salah satunya Virgin van Dijk yang lantas menjadi bek termahal dunia.
Hal bagusnya adalah saya tidak perlu berkata tentang motivasi kepada anak-anak. Mereka semua tengah berapi-api. Itu semua adalah yang kami butuhkan saat ini.
Menurut CIES Football Observatory, nilai skud Liverpool saat ini adalah salah satu yang termahal di Liga Inggris, yaitu dengan nilai total 625 juta pounds atau Rp 11,5 triliun. Angka itu hanya dikalahkan duo Manchester City (Rp 16 triliun) dan Manchester United (Rp 12,9 triliun). Sebaliknya, Spurs tetap irit belanja pemain dan fokus menginvestasikan dana ke pembangunan ”rumah” barunya, Stadion Tottenham Hotspur, yang akan dipakai mulai Kamis (4/4) mendatang.
Investasi besar-besaran Liverpool ke perbaikan skuad mulai membuahkan hasil pada musim ini. Untuk kali pertama dalam setengah dekade, mereka kembali punya kans meraih trofi Liga Inggris yang terakhir kali digenggam sebelum pergantian milenium, yaitu 1990 silam. Musim ini, mereka juga mengalahkan Spurs, 2-1, di Stadion Wembley, September lalu.
The Reds bertekad kuat mengulang kemenangan enam bulan silam. Tanpa bermaksud mengesampingkan Chelsea, Spurs merupakan lawan berat terakhir yang harus dihadapi The Reds pada tujuh laga tersisa Liga Inggris musim ini. Tak ayal, jika menang di Stadion Anfield, Minggu (31/3) pukul 22.30 ini, The Reds bisa sedikit di atas angin ketimbang rivalnya, City, dalam perlombaan sengit menuju mahkota trofi Liga Inggris.
Tebar ancaman
Tak heran, Klopp berani menebar ancaman menjelang duel Minggu ini. Mereka wajib menang karena City kini kembali merebut puncak Liga Inggris sesuai membekap Fulham, 2-0, kemarin malam. ”Hal bagusnya adalah saya tidak perlu berkata tentang motivasi kepada anak-anak. Mereka semua tengah berapi-api. Itu semua adalah yang kami butuhkan saat ini,” ujar Klopp dikutip Mirror.
Pernyataan Klopp didukung Michael Owen, striker legendaris Liverpool. Ia meyakini The Reds bisa mengalahkan Spurs. Kebetulan, The Reds punya rekor menawan di Anfield. Mereka adalah satu-satunya tim yang belum terkalahkan di kandang pada Liga Inggris musim ini. Dari 15 laga di Anfield, 13 kali mereka menang termasuk atas tim-tim besar Liga Inggris, seperti Arsenal dan MU.
”Liverpool tidak terkalahkan pada 36 laga kandang, sementara Spurs tidak pernah bisa menang pada empat laga (Liga Inggris) terakhirnya. Liverpool bakal menang, tetapi itu tidak akan mudah,” ujar Owen yang memprediksi bakal terjadi hujan gol pada laga tersebut.
Namun, Liverpool dihantui satu masalah, yaitu potensi absennya bek sayap Trent Alexander-Arnold. Tanpa Arnold, The Reds acap kali kesulitan menjaga gawangnya tidak kebobolan. Klopp akan menunggu Arnold bugar dan pulih dari cedera punggung hingga menjelang laga itu. Di sisi lain, Spurs bakal tampil penuh motivasi pada laga ini. Mereka ingin mengamankan peringkat keempat demi tampil di Liga Champions di rumah barunya musim depan. (AFP/Reuters)