Kemenpora memulai program Gowes Nusantara 2019 di Padang, Sumatera Barat, Minggu (31/3/2019). Selain bertujuan menggiatkan gerakan bersepeda, program tersebut juga menjadi stimulan untuk membangun kesadaran berolahraga di masyarakat.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kementerian Pemuda dan Olahraga memulai program Gowes Nusantara 2019 di Padang, Sumatera Barat, Minggu (31/3/2019). Selain bertujuan menggiatkan gerakan bersepeda, program yang telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya tersebut juga menjadi stimulan untuk membangun kesadaran berolahraga di masyarakat.
Peluncuran Gowes Nusantara 2019 dilakukan di kawasan Gedung Olahraga H Agus Salim. Berbagai kegiatan diselenggarakan, mulai dari sepeda santai yang diikuti ribuan peserta dari berbagai komunitas, baik dalam maupun luar Kota Padang, hingga pencanangan gerakan Bike to School atau Bersepeda ke Sekolah.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Raden Isnanta, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional M Yani, Wali Kota Padang Mahyeldi, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Barat Adib Alfikri, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumbar Besri Rahmad.
Menurut Raden Isnanta, Padang menjadi titik awal dimulainya program Gowes Nusantara 2019. Kemenpora menargetkan, tahun ini Gowes Nusantara bisa dilaksanakan di 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Puncak kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 9 September 2019 atau bertepatan dengan perayaan Hari Olahraga Nasional.
Raden mengatakan, Gowes Nusantara dilaksanakan dengan harapan bisa menjadi stimulus yang mampu membangun kesadaran setiap individu untuk berolahraga.
”Kondisi itu secara otomatis akan meningkatkan angka kesehatan dan kebugaran. Tren ini yang terlihat selama dua tahun terakhir penyelenggaraan Gowes Nusantara di mana karakter dan partisipasi masyarakat untuk berolahraga terus meningkat,” kata Raden.
Menurut dia, selain melalui Gowes Nusantara, tahun ini juga dilaksanakan Jelajah Sepeda Nusantara seperti dua tahun sebelumnya. Tahun 2019, jelajah sepeda berlangsung di kawasan timur Indonesia. Rutenya dimulai dari Merauke kemudian lanjut ke Jayapura, Manokwari, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan berakhir di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
”Total ada 48 kabupaten/kota yang dilintasi dan diharapkan juga menjadi titik gerakan bersepeda. Tahun ini berarti seluruh Indonesia sudah selesai dilintasi. Sejalan dengan itu, tujuan lainnya adalah mempromosikan keindahan alam Indonesia, termasuk kekayaan budaya, kuliner, bangunan, dan lainnya,” kata Raden.
Di samping dua kegiatan tersebut, Kemenpora juga meluncurkan program Bike to School atau bersepeda ke sekolah. Di Padang, peluncuran program ini ditandai dengan penyerahan sepeda gratis kepada sejumlah pelajar.
Raden berharap, melalui kegiatan-kegiatan itu, gerakan bersepeda bisa tumbuh di Indonesia. Sejalan dengan itu, sesuai tema ”Kita Semua Bersaudara” yang diambil untuk Gowes Nusantara 2019, maka akan tumbuh juga kekuatan sosial atau kebersamaan lewat sepeda. Hal itu terlihat dari banyak komunitas yang ambil bagian saat peluncuran Gowes Nusantara 2019 di Padang.
Dalam mendukung gerakan bersepeda, kata Raden, pemerintah juga mendorong perbaikan infrastruktur. ”Saat ini, kami sedang membuat hari bersepeda nasional. Itu nantinya akan mengikat pemerintah provinsi atau kabupaten/kota untuk memberikan akses kepada pesepeda,” katanya.
Ia mengatakan, dibanding di luar negeri yang memberikan kesempatan yang luas untuk bersepeda, kita hanya pada titik tertentu. ”Jalur pesepeda kurang sehingga banyak masyarakat kita dihantui rasa takut bergesekan dengan kendaraan bermotor,” kata Raden.
Gerakan BKKBN
Bersamaan peluncuran Gowes Nusantara 2019 di Padang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menggelar kegiatan Gerakan Kembali ke Meja Makan bersama keluarga.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M Yani menjelaskan, gerakan tersebut adalah upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga.
Hal itu dirasakan penting karena perkembangan teknologi internet atau revolusi industri 4.0 membawa tantangan tersendiri kepada masyarakat, baik dalam lingkup luas maupun lingkup terkecil dalam keluarga.
”Di lingkungan keluarga, internet khususnya media sosial membuat interaksi sesama anggota keluarga berkurang. Hal itu mengubah pola asuh orangtua kepada anaknya. Sosok orangtua kini tidak lagi menjadi referensi tunggal bagi anak karena banyaknya informasi yang tersebar didunia digital,” kata Yani.
Yani menjelaskan, kata ”meja makan” mengandung makna menggunakan kesempatan atau momentum makan untuk berkumpul karena pada umumnya ada kesamaan waktu makan, yaitu pagi (sarapan), siang (makan siang), dan malam (makan malam). Akan lebih baik jika waktu-waktu makan tersebut digunakan oleh keluarga-keluarga Indonesia untuk berkumpul (makan bersama).
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah pun mengatakan, gerakan makan bersama di meja makan sebagai sebuah penguatan keluarga. Ia menjelaskan, jika orangtua dan anak-anak sehat, ketahanan keluarganya juga baik.