Dapil Kalimantan Utara (Kaltara) terdiri dari Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Wilayah ini adalah pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur yang diresmikan pada 25 Oktober 2012. Pileg 2019 ini adalah pemilihan anggota parlemen yang pertama di dapil ini.
Jumlah pemilih pada Pemilu 2019 di Kaltara adalah 450.108 orang, jumlah yang paling sedikit di Pulau Kalimantan. Sebanyak 43 caleg akan bersaing memperebutkan hanya 3 kursi. Artinya, satu caleg harus mengalahkan 13 saingan untuk dapat duduk di Senayan.
Dilihat dari profil caleg, terdapat tiga wajah lama yang bertarung, yakni Ari Yusnita dari Partai Nasdem, Muhammad Amin Syawal Pamulang dan Benny Raphael Benediktus Kowel dari Partai Berkarya.
Ari Yusnita sebelumnya bekerja sebagai dokter dan merupakan putri wali kota pertama Tarakan yang menjabat dua periode (1999-2009), Jusuf Serang Kasim. Yusnita duduk di kursi DPR sejak 15 Desember 2015 sebagai pejabat hasil penggantian antar-waktu (PAW), menggantikan Ahmad Amin yang mundur karena alasan kesehatan.
Muhammad Amin sendiri sudah ikut dalam pertarungan politik sejak Pilkada Kabupaten Nunukan 2006 dan 2011. Saat itu Muhammad Amin menjadi calon wakil bupati dari calon bupati Asmah Gani.
Sayangnya, pasangan ini gagal terpilih. Tak berhenti di situ, pada Pileg 2014, Muhammad Amin terjun dalam pertarungan kursi parlemen bersama PAN. Namun, ia gagal mendapat kursi. Tahun ini ia mencoba maju lagi bersama Partai Berkarya.
Benny Raphael meniti karier melalui Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Kalimantan Timur. Pada 2014, ia mengikuti pemilihan legislatif Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Kalimantan Timur, tetap gagal.
Benny mencoba lagi peruntungannya di DPD Kaltim 2019-2024, tetapi langkahnya terhenti dan ia lalu bergabung dengan Partai Berkarya untuk memperebutkan kursi DPR Kaltara.
Pemilu kali ini menjadi serba baru di Kaltara. Dapil baru dengan caleg-caleg baru. Meskipun ada wajah-wajah lama, belum pernah ada yang berhasil terpilih dan mendapat kursi.
Bahkan di antara pemain lama, satu caleg yang duduk di Senayan saat ini merupakan pejabat parlemen hasil PAW. Pemilu legislatif kali ini adalah yang pertama dengan dominasi calon berwajah baru.
Hal-hal baru kerap merupakan simbol harapan baru. Namun, hal-hal baru tersebut sekaligus juga merupakan tantangan. Dua persoalan yang harus dihadapi para caleg di Kaltara adalah masalah klasik, yaitu angka kemiskinan tertinggi kedua dan nilai PDRB terkecil di seluruh Kalimantan.
Sebagai daerah perbatasan dengan Malaysia, Kaltara berperan sebagai etalase dan wajah negeri ini. Pemilu dan demokrasi di Kaltara dikatakan berhasil apabila tiga perwakilannya di DPR mampu berperan mengubah kondisi wilayah ini menjadi lebih baik. (LITBANG KOMPAS)