MIAMI, SABTU – Lagi-lagi, turnamen tenis putri di bawah Asosiasi Tenis Putri (WTA) melahirkan juara yang berbeda. Petenis Australia, Ashleigh Barty, juara turnamen WTA Premier Mandatory Miami, Florida, Amerika Serikat, adalah petenis ke-14 yang menjadi juara pada 14 turnamen WTA musim ini.
”Luar biasa, bukan? Di tenis putri, saya rasa semua petenis berada pada level yang sama. Persaingan merata ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Barty (22), usai mengalahkan Karolina Pliskova, 7-6 (7-1), 6-3, pada final yang dimulai Sabtu (30/3/2019) tengah malam waktu Indonesia.
Menurut Barty, saat ini, semua petenis yang berada dalam daftar undian turnamen memiliki peluang yang sama untuk juara. ”Beberapa petenis mencoba untuk mendapat gelar lebih banyak dari yang lain,” lanjutnya.
WTA Miami adalah turnamen WTA Premier Mandatory kedua tahun ini, setelah Indian Wells, dua pekan lalu. Dalam struktur turnamen WTA, Premier Mandatory adalah turnamen berlevel tertinggi, setingkat di bawah Grand Slam. Grand Slam Australia Terbuka, Januari, dijuarai oleh Naomi Osaka.
Seperti di Miami, Indian Wells juga melahirkan juara baru, yaitu petenis 18 tahun asal Kanada, Bianca Andreescu. Turnamen Premier lain di bawah Premier Mandatory, yaitu Premier 5 dan Premier, juga dijuarai petenis berbeda. Mereka adalah Aryna Sabalenka (Shenzhen), Petra Kvitova (Sydney), Kiki Bertens (St Petersburg), Elise Mertens (Doha), dan Belinda Bencic (Dubai). Ditambah turnamen level di bawahnya, sebanyak 14 turnamen WTA yang telah digelar dijuarai 14 petenis berbeda.
Pliskova sebenarnya berpeluang menjadi petenis pertama yang meraih gelar kedua musim ini setelah juara di Brisbane, Australia, Januari. Namun, dia tak kuasa menghadapi Barty yang bermain dengan lebih bervariasi
Saat Pliskova hanya mengandalkan servis dan forehand keras, Barty mendapat poin dengan mengubah irama permainan melalui drop shot, mengarahkan pukulan dengan sudut lebar, termasuk dengan servis keras. Barty membuat 15 as, lebih banyak dari enam as Pliskova, petenis peringkat kedua pencetak as terbanyak pada 2018.
”Saya selalu mencoba bermain dengan banyak variasi. Tujuannya untuk menetralkan apa yang dilakukan lawan, termasuk saat menghadapi petenis yang punya servis dan pukulan keras,” tutur Barty.
Kemenangan ini membuahkan gelar pertama nomor tunggal dari turnamen besar bagi Barty, yang memulai karier profesional pada 2010. Tiga gelar sebelumnya berasal dari turnamen tiga tingkat di bawah Premier Mandatory.
Untuk pertama kalinya, juara tunggal putri yunior Wimbledon 2011 itu akan berada pada peringkat 10 besar dunia. Prestasi ini, juga, menyamai pencapaiannya di nomor ganda. Bersama petenis berbeda, di antaranya Coco Vandeweghe dan Casey Dallacqua, atlet yang pernah beristirahat dari tenis untuk bermain liga kriket di Australia, pada 2014, itu mencapai prestasi cemerlang. Bersama Vandeweghe, misalnya, dia menjuarai nomor ganda putri Grand Slam AS Terbuka 2018. (AP/REUTERS)