JAKARTA, KOMPAS — Antrean panjang di loket tiket mewarnai hari pertama operasionalisasi komersial kereta moda raya terpadu atau MRT Jakarta, Senin (1/4/2019). Calon penumpang pun harus rela antre sampai setengah jam untuk bisa memperoleh tiket. Namun ada pula yang tidak sabar, menyerobot antrean, sehingga memicu keributan kecil di antara calon penumpang.
Berdasarkan pengamatan Kompas, di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, sekitar pukul 14.00, ratusan orang terlihat mengantre di dua loket sisi selatan stasiun. Antrean mengular lebih dari 10 meter. Pasalnya, hanya terdapat satu petugas di loket single trip ticket.
Antrean pun menyebabkan calon penumpang harus antre hingga setengah jam. Sementara waktu yang dibutuhkan petugas untuk melayani pembelian tiket memakan waktu sekitar satu menit.
Di tengah antrean panjang, masih ada yang tidak sabar dan menyerobot antrean. Beberapa warga yang terlebih dahulu mengantre pun menegur penyerobot tersebut, yang kemudian memicu keributan kecil di tengah kepadatan stasiun.
Beberapa pengunjung mengatakan rela mengantre karena penasaran mencoba moda transportasi baru di Jakarta itu. Fifi Suyoto (50), warga Depok, mencoba MRT dengan anaknya untuk pertama kali.
”Mumpung harga tiketnya masih setengah harga, jadi saya coba,” kata Fifi.
Selama April 2019, penumpang MRT dikenai tarif setengah harga. Dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran HI tarifnya Rp 7.000 yang seharusnya tarif normal Rp 14.000. Pembayaran tiket bisa dilakukan dengan kartu jelajah MRT Single Trip, Kartu Jaklingko, dan kartu uang elektronik sejumlah bank.
Fifi naik dari Stasiun MRT Dukuh Atas ke Stasiun Bundaran HI dengan tarif Rp 1.500. Ia mengatakan, di sana tidak terjadi kepadatan. Kepadatan baru dia jumpai di Stasiun MRT Lebak Bulus saat ingin membeli tiket untuk kembali ke Stasiun Dukuh Atas.
Diana Hutagalung (55) dan anaknya, Eva Sianturi (25), warga Bekasi, mengeluhkan ketiadaan petugas yang mengatur antrean calon penumpang. Akibatnya, jalur antrean tidak beraturan.
”Meski ini pertama kali MRT beroperasi secara komersial, seharusnya ada antisipasi dari petugas untuk mengatur antrean di loket. Enggak ada jalur khusus, pemberitahuan, atau papan petunjuk yang membedakan jalur tiket single trip dengan loket tiket khusus kartu e-money,” ujar Diana.
Kartu uang elektronik
Berbeda dengan tiket single trip, akses menggunakan kereta dengan kartu uang elektronik lebih singkat. Hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk bisa mengakses gerbang masuk hingga naik kereta.
Walau waktu antre cukup singkat, warga kerap kali terkendala oleh sistem akses masuk yang macet.
Ahmad (31), warga Klender, Jakarta Timur, adalah salah satu yang mengalami gangguan itu. Kartu Jakcard yang ia gunakan awalnya tidak berfungsi saat ditempelkan pada mesin akses masuk. Setelah menggeser letak kartunya beberapa kali, pintu akses masuk itu baru terbuka.
”Tadi kartunya harus digeser-geser dulu sampai lampunya hijau dan muncul suara, begitu instruksi petugasnya,” ucap Ahmad.