Kunjungan Wisman ke Bali Menurun Selama Februari 2019
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyebutkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali selama Februari 2019 lebih sedikit dibanding Januari 2019. Tercatat sebanyak 437.537 kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali selama Februari lalu. Sedangkan pada Januari 2019, Bali mendapatkan kunjungan 455.708 wisatawan mancanegara.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyebutkan, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali selama Februari 2019 lebih sedikit dibanding Januari 2019. Tercatat sebanyak 437.537 kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali selama Februari lalu. Sementara pada Januari 2019, Bali mendapatkan kunjungan 455.708 wisatawan mancanegara.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri dalam serangkaian acara Berita Resmi Statistik Provinsi Bali periode Maret 2019 di Denpasar, Bali, Senin (1/4/2019). Adapun secara kumulatif, selama Januari hingga Februari 2019 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali mencapai 893.245 kunjungan.
Apabila dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni Januari- Februari 2018, jumlah kunjungan wisman ke Bali pada dua bulan pertama 2019 menunjukkan adanya peningkatan. Adapun mayoritas wisman ke Bali selama Februari 2019 berkunjung dengan menggunakan pesawat udara, yakni sebanyak 436.370 orang, sedangkan 1.167 orang wisman lainnya melalui transportasi laut.
Terkait wisman, BPS Bali juga mencatat, wisman asal China masih menduduki peringkat pertama kunjungan ke Bali pada Februari 2019 ataupun dalam dua bulan pertama 2019. Sebanyak 122.643 kunjungan wisman ke Bali pada Februari 2019 berasal dari China, disusul Australia sebanyak 67.474 kunjungan, kemudian India sebanyak 28.809 kunjungan.
Serupa pencatatan BPS Bali, pihak pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, juga mencatatkan China sebagai pengirim wisman terbanyak ke Bali selama Januari-Februari 2019. Setelah China, wisman asal Australia dan India juga banyak berkunjung ke Bali. PT Angkasa Pura I Cabang Bandara I Gusti Ngurah Rai menyatakan, terjadi peningkatan kunjungan wisman ke Bali selama Januari-Februari 2019 dibandingkan periode dua bulan pertama pada 2018.
Ekonomi
Dalam penyampaian Berita Resmi Statistik Provinsi Bali periode Maret 2019, Subadri juga menyebutkan hasil pencatatan BPS Bali tentang perubahan indeks harga konsumen atau laju inflasi pada Maret 2019 di Bali pada dua kota yang diamati, yakni Kota Denpasar dan Kota Singaraja.
Secara umum, inflasi di Kota Denpasar tercatat sebesar 0,24 persen dan di Kota Singaraja tercatat 0,35 persen. Adapun komoditas yang memengaruhi inflasi pada Maret 2019 antara lain bawang putih, bawang merah, dan ikan tongkol.
Hal lainnya, terkait perkembangan indeks nilai tukar petani (NTP) dan inflasi perdesaan di Provinsi Bali periode Maret 2019, Subadri menyatakan, indeks NTP Bali Maret 2019 naik 0,15 persen dibandingkan indeks NTP Bali pada Februari 2019.
Pada Februari 2019, indeks NTP Bali sebesar 103,98, sedangkan pada Maret 2019 indeks NTP Bali sebesar 104,13. Menurut BPS Bali, kenaikan indeks NTP itu disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani dibandingkan indeks harga yang dibayarkan petani.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnu Ardhana menyatakan, Pemerintah Provinsi Bali berupaya terus menaikkan kesejahteraan petani di Bali. ”Secara umum, indeks nilai tukar petani di Bali di atas rata-rata indeks nilai tukar petani secara nasional,” kata Wisnu kepada Kompas.
Secara umum, indeks nilai tukar petani di Bali di atas rata-rata indeks nilai tukar petani secara nasional.
Wisnu mengatakan, Gubernur Bali sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali yang juga bertujuan untuk mendukung peningkatan pendapatan petani di Bali. Pemerintah juga mendukung ekspor produk pertanian di Bali selain meningkatkan konsumsi produk pertanian lokal.
Wisnu menambahkan, salak Bali kini sudah mampu menembus pasar internasional yang ditandai ekspor perdana salak gula pasir ke Kamboja pada pertengahan Maret. Sejak 2018, manggis asal Bali juga diekspor ke China. ”Sejumlah komoditas pertanian lainnya juga sudah dapat diekspor ke luar negeri,” kata Wisnu.