Muak dengan Korupsi, Rakyat Pilih Aktor Jadi Presiden
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
KIEV, SENIN — Jajak pendapat atau exit poll pemilihan presiden Ukraina putaran pertama, Minggu (31/3/2019), menunjukkan, seorang aktor tanpa pengalaman politik, Volodymyr Zelenskiy, memperoleh mayoritas suara. Dengan jumlah perolehan suara sebanyak 30,2 persen, ia mengungguli Presiden Ukraina Petro O Poroshenko dan mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia V Tymoshenko.
Kemenangan sementara Zelenskiy tersebut diumumkan melalui situs Komisi Pemilihan Umum pada Minggu malam waktu setempat atau tiga jam setelah pemungutan suara ditutup. Poroshenko memperoleh jumlah suara terbanyak kedua, sebesar 16,7 persen. Tymoshenko sementara itu menduduki posisi ketiga dengan jumlah suara sebanyak 13,08 persen. Hasil resmi putaran pertama pemilu itu rencana diumumkan pada Senin (1/4/2019).
Meskipun demikian, keunggulan Zelenskiy masih jauh di bawah jumlah suara sebesar 50 persen yang diperlukan untuk memenangi pemilu sehingga pemilu putaran kedua akan digelar pada 21 April 2019. Ada total 39 kandidat pada pemilu putaran pertama.
Hasil awal pemilu itu menunjukkan keinginan kuat rakyat pada pemimpin baru yang tidak memiliki hubungan dengan kaum elite politik yang dinodai oleh kasus korupsi. Konflik dengan grup separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur juga menjadi isu utama lain yang dituntut publik solusinya. Ukraina merupakan salah satu negara termiskin di Eropa dengan jumlah penduduk 45 juta orang.
Zelenskiy menjadikan pemberantasan korupsi sebagai pesan utama yang ia sampaikan dalam pencalonannya. Pria berusia 41 tahun itu mengusulkan agar siapa saja yang dihukum karena korupsi dilarang memegang jabatan publik seumur hidup. Ia juga menyerukan pentingnya bernegosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri konflik di Ukraina timur.
Zelenskiy menjadikan pemberantasan korupsi sebagai pesan utama yang ia sampaikan dalam pencalonannya. Pria berusia 41 tahun itu mengusulkan agar siapa saja yang dihukum karena korupsi dilarang memegang jabatan publik seumur hidup.
Transparency International, gerakan global antikorupsi, dalam indeks persepsi korupsi 2018, menempatkan Ukraina pada posisi ke-120 dari total 180 negara. Ukraina merupakan negara paling korup nomor dua di Eropa setelah Rusia. Indonesia sementara itu berada pada posisi ke-38.
Tanpa pengalaman
Zelenskiy tidak memiliki latar belakang di bidang politik. Ia dikenal sebagai seorang aktor yang memerankan tokoh utama sebuah seri televisi bertajuk Pelayan Masyarakat atau Servant of the People yang mulai disiarkan pada Oktober 2015.
Seri itu mengisahkan seorang guru (yang diperankan Zelenskiy) bernama Vasyl Petrovych Holoborodko yang secara tidak sengaja memenangi pemilihan presiden. Hal itu terjadi setelah sebuah video, ketika guru tersebut mengeluhkan dan mengkritisi Pemerintah Ukraina yang penuh dengan koruptor, menjadi viral.
Anatoliy Oktysyuk, pakar politik dari Rumah Demokrasi Kiev, mengatakan, akan sulit bagi presiden petahana, Poroshenko, untuk menjatuhkan komedian itu. ”Poroshenko sudah tidak memiliki ruang untuk tumbuh. Dia telah memainkan semua kartunya. Hal ini merupakan wujud protes terhadap para elite lama dan seruan untuk meminta tokoh baru,” tuturnya.
Pelajaran keras
Poroshenko mengatakan, hasil awal pemilu itu merupakan pelajaran keras baginya secara pribadi serta bagi seluruh otoritas negara.
”Saya dengan sikap kritis dan sadar memahami sinyal yang diberikan masyarakat hari ini kepada otoritas yang bertugas. Ini adalah pelajaran yang sulit bagi saya dan tim saya. Ini menjadi alasan untuk bekerja keras dan memperbaiki kesalahan yang dibuat selama beberapa tahun terakhir,” tutur Poroshenko yang berusia 53 tahun.
Belum ada penjelasan bagaimana ia akan memperbaiki kampanyenya dalam menghadapi Zelenskiy selama beberapa minggu ke depan.
Zelenskiy belum menjelaskan secara detail rencananya apabila dirinya memenangi kursi kepresidenan. Ia pernah mengaku tidak memiliki pandangan politik yang kokoh. Salah satu slogan kampanyenya yang paling dikenal adalah ”Tidak ada janji. Tidak ada permintaan maaf”. Tampaknya, keluguan Zelenskiy menjadi salah satu daya tariknya.
Meskipun visi dan misi Zelenskiy tampak belum jelas, para pendukungnya bersikeras bahwa hanya orang luar atau yang tidak memiliki hubungan dengan para elite politik yang dianggap mampu membersihkan politik Ukraina yang keruh.
”Kami tidak membuat kesepakatan dengan siapa pun. Kami adalah orang muda. Kami tidak ingin masa depan negara kami dipenuhi dengan masa lalu,” ujar Zelenskiy ketika menanggapi dugaan bahwa ia dapat berkoalisi dengan Tymoshenko untuk memperoleh lebih banyak lagi suara pada pemilu putaran kedua.
Sementara itu, Tymoshenko mempertanyakan keakuratan hasil exit poll kemarin. Menurut data yang diperoleh pihak internalnya, ia memperoleh jumlah suara kedua terbesar setelah Zelenskiy.
Pada Maret 2019, musim ketiga seri televisi yang dibintangi Zelenskiy itu mulai ditayangkan. Karakter utama serial tersebut, Holoborodko, dimasukkan ke dalam penjara dan negara itu berada di bawah kendali oligarki, populis, ultranasionalis, dan terpecah menjadi 28 negara. Karakter yang menyerupai Poroshenko dan Tymoshenko mulai berkuasa. (REUTERS/AP/AFP)