Lagu beraliran pop, dangdut, dan kebangsaan melantun mengiringi sesi istirahat atau jeda komersial debat calon presiden keempat di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam. Sontak sejumlah elite politik dan pendukung kedua pasangan calon presiden-wakil presiden yang hadir di lokasi debat ikut bergoyang dan berdendang.
Seusai moderator Zulfikar Naghi dan Retno Pinasti menutup segmen kedua debat capres keempat, diva Indonesia, Rossa, naik ke atas panggung. Kehadiran Rossa di atas panggung jelas bukan untuk berdebat, melainkan menghibur pendukung capres-cawapres yang hadir pada malam itu.
Rossa pun melantunkan lagu andalannya, ”Takkan Berpaling Dari-Mu”. Makna lagu beraliran pop religi yang dibawakan Rossa tersebut mengajak manusia agar senantiasa bersyukur terhadap anugerah yang diberikan Tuhan Semesta Alam. Lagu itu pun mendinginkan suhu debat yang memanas pada segmen kedua.
Suasana debat keempat yang hanya diikuti kedua capres, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, itu memang cukup panas sejak berlangsungnya segmen kedua. Pada segmen tersebut, kedua capres menjawab pertanyaan yang telah disusun panelis seputar isu ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Setelah itu, setiap capres saling menanggapi jawaban dari capres lainnya.
Suasana segmen kedua memanas saat Prabowo menyatakan dituduh oleh pendukung Jokowi bahwa dirinya anti-Pancasila dan mendukung sistem khilafah di Indonesia. Jokowi pun kembali menanggapi pernyataan Prabowo itu dan mengatakan bahwa dirinya lebih sering difitnah sebagai keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Setelah segmen kedua, suasana juga kembali memanas pada segmen-segmen berikutnya saat kedua capres saling menanggapi isu pemerintahan ataupun pertahanan dan keamanan. Prabowo juga beberapa kali berbicara dengan nada yang cukup tinggi untuk menyampaikan pandangannya kepada audiens di ruangan debat.
Saat jeda, pendukung-pendukung saling silaturahmi. Mereka saling bersalaman dan ber-selfie. Pak Prabowo selesai debat yang pertama didatangi Bu Mega. Jadi memang suasananya cair.
Meski demikian, suasana di ruangan debat kembali dingin dan mencair saat penyanyi dari dangdut Academy Indosiar membawakan lagu-lagu dangdut, seperti ”Sayang”, ”Selow”, dan ”Lagi Syantik”. Saat lagu tersebut dilantunkan, pendukung kedua capres-cawapres tampak ikut bernyanyi. Bahkan, Prabowo juga berjoget sembari berjalan menuju belakang panggung.
Suasana yang santai dan kekeluargaan di antara kedua pendukung saat jeda debat ini dirasakan anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Yenny Wahid. Meski berbeda haluan, Yenny dan sejumlah pendukung dari kedua kandidat asyik berjoget saat lagu-lagu dangdut didendangkan.
”Saat jeda, pendukung-pendukung saling silaturahmi. Mereka saling bersalaman dan ber-selfie. Pak Prabowo selesai debat yang pertama didatangi Bu Mega. Jadi memang suasananya cair,” ucapnya.
Menurut Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simandjuntak, reaksi joget itu menandakan Prabowo senang karena telah menyampaikan aspirasi publik. Suasana saat jeda juga dinilainya sangat cair jika dibandingkan saat debat berlangsung.
”Pak Prabowo tahu kapan bersikap tegas dan kapan harus kompromis, contohnya saat di debat dan berbicara tentang kedaulatan negara. Tetapi, beliau juga bisa bercanda atau, istilah sederhananya, beliau tahu kapan harus memakai jas, batik, atau kaos oblong sekalipun,” ujarnya.
Sejak debat pertama hingga keempat, KPU dan media penyelenggara selalu menghadirkan penyanyi untuk mengisi jeda komersial saat debat. Penyanyi yang menjadi bintang tamu dalam debat antara lain Judika, Dorkas Lea Waroy, Armand Maulana, Lea Simandjuntak, dan Angel Pieters. Karena bernyanyi saat jeda komersial, penyanyi-penyanyi tersebut tidak tampak di layar kaca bagi masyarakat yang menonton acara debat lewat televisi.
Selain itu, di akhir sesi debat, para penyanyi juga selalu membawakan lagu bertema keindonesiaan dan kebangsaan untuk membangun kecintaan terhadap negeri, seperti ”Rumah Kita”, ”Bendera”, ”Gebyar-Gebyar”, dan ”Bagimu Negeri”.
Lewat musik, suasana debat capres keempat malam itu memang dapat mencair. Lebih jauh, bahasa musik yang universal mungkin juga dapat digunakan untuk mendinginkan tensi politik kita saat ini, baik di tingkat elite maupun akar rumput, yang acap kali memanas karena perbedaan pilihan ataupun pandangan.