Negosiasi AS-China Dongkrak Bursa Asia pada Awal Pekan
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, SENIN — Kenaikan terjadi pada mayoritas pasar saham Asia pada perdagangan awal pekan sekaligus awal April, Senin (1/4/2019). Tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan Amerika Serika dan China, yang telah mendongkrak pasar saham Wall Street lebih kuat, menjadi faktor pendorong kenaikan bursa Asia.
Para pelaku pasar juga merespons positif data yang dirilis pada hari Minggu, yang menunjukkan aktivitas pabrik di China pada bulan Maret secara tak terduga tumbuh untuk pertama kali dalam empat bulan. Hal itu dinilai menunjukkan bahwa langkah-langkah stimulus pemerintah mungkin mulai berdampak.
Jika situasi positif itu berlanjut, perbaikan dalam kondisi bisnis dapat menunjukkan bahwa manufaktur berada pada jalur menuju pemulihan sekaligus mengurangi kekhawatiran bahwa China dapat tergelincir ke dalam penurunan ekonomi yang lebih tajam.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang dibuka menanjak 0,35 persen. Bursa saham Australia naik 0,85 persen, KOSPI Korea Selatan menguat 1,1 persen, dan Nikkei Jepang melesat 1,6 persen. Saham di Asia terdorong kenaikan bursa Wall Street selanjutnya, di mana Indeks S&P 500 membukukan kenaikan kuartalan terbaik dalam satu dekade pada Jumat pekan lalu di tengah optimisme dalam negosiasi perdagangan AS-China.
Amerika Serikat dan China menyatakan bahwa mereka membuat kemajuan dalam perundingan perdagangan yang berakhir hari Jumat di Beijing. Washington mengatakan, perundingan itu berlangsung jujur dan konstruktif. Dengan perundingan tersebut, dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu berusaha menyelesaikan perang dagang di antara mereka yang berlarut-larut.
”Konflik perdagangan AS-China yang sedang berlangsung telah memberikan aliran sinyal yang saling bertentangan untuk pasar. Namun, secara keseluruhan negosiasi tampaknya mengarah pada kesimpulan,” kata Soichiro Monji, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.
”Berharap bahwa AS dan China akan mencapai kesepakatan tentang perdagangan pada awal bulan ini memungkinkan saham untuk memulai triwulan ini dengan nada positif,” lanjut Monji.
Dollar AS diuntungkan
Di pasar mata uang, indeks dollar AS terhadap enam mata uang utama global sedikit berubah pada 97,223 setelah naik setinggi 97,341 pada hari Jumat, kenaikan terkuat sejak 11 Maret. Mata uang dollar AS telah diuntungkan akibat poundsterling yang lesu, yang berada di jalur untuk membukukan kerugian hari keempat setelah drama Brexit yang sedang berlangsung.
Poundsterling melorot setelah anggota parlemen Inggris menolak kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May untuk ketiga kalinya, Jumat lalu. Penolakan itu membunyikan lonceng kematian yang mungkin dan membawa proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa dalam kekacauan. Pound turun 0,1 persen dan berada di level 1,3021 per dollar AS. Adapun euro naik lebih tinggi di level 1,1223 per dollar AS, sementara dollar AS menguat 0,15 persen terhadap mata uang yen.
Sementara itu, di pasar surat utang, imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik tipis ke level tertinggi enam hari di 2,433 persen, dari level terendah dalam kurun waktu 15 bulan di level 2,340 persen pada 25 Maret lalu. Imbal hasil Treasury 10 tahun merosot ke level terendah 15 bulan karena penghindaran risiko didorong oleh kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global yang mencengkeram pasar keuangan menjelang akhir Maret. (REUTERS)