Rehabilitasi Sentani Papua Akan Dilakukan Menyeluruh
Oleh
Stefanus ato
·4 menit baca
SENTANI, KOMPAS—Rehabilitasi pasca bencana banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, akan dilakukan menyeluruh dari hulu hingga ke hilir. Selain daerah aliran sungai yang membuka jalur baru ketika banjir bandang 16 Maret 2019 dikembalikan ke aliran inti, tindakan menebang dan merusak hutan di Gunung Cycloop harus dihentikan serta dilakukan reboisasi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, saat mengunjungi wilayah terdampak banjir bandang di Kampung Kemiri, Sentani, pada Senin (1/4/2019) pagi, mengatakan, bencana tidak akan terjadi tanpa ada kerusakan ekosistem Gunung Cycloop. Oleh karena itu, perbaikan ekosistem akan dilakukan bersama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pemerintah Daerah Provinsi Papua.
Terkait penataan daerah aliran sungai (DAS), lanjut Basuki, hal itu hanya akan berdampak jika persoalan di bagian hulu terlebih dahulu ditangani. Pemulihan Sentani membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat setempat untuk tidak lagi memanfaatkan hasil hutan di gunung itu. Keuntungan dari hasil hutan yang didapatkan tidak sebanding dengan kerugian akibat bencana alam.
"(Harus ada) pelarangan ilegal logging, bahkan mungkin penebangan liar harus dihentikan. Harus keras (tindakan pemerintah) karena Cycloop ini panjang dan di bawah itu pemukiman semua," ucapnya.
Basuki menambahkan, penanganan di bagian hilir ditangani Kementerian PUPR dengan mengembalikan DAS baru yang terbentuk ke jalurnya semula. Saat ini, sudah tiga daerah aliran sungai yang ditutup Balai Besar Wilayah Sungai Papua dan dikembalikan ke jalur utamanya di Sungai Kemiri.
Pemulihan Sentani membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat setempat untuk tidak lagi memanfaatkan hasil hutan di gunung itu. Keuntungan dari hasil hutan yang didapatkan tidak sebanding dengan kerugian akibat bencana alam
Selain itu, untuk mencegah terjadinya luapan material pasir, batu, dan kayu gelondongan ke area pemukiman warga, Kementerian PUPR berencana membangun sabo dam. Upaya itu dilengkapi dengan perluasan aliran air empat DAS, antara lain Sungai Doyo Baru, Dobokurung, Sungai Kemiri, dan Sungai Bello.
"Saya kira desainnya (penataan DAS) satu atau dua bulan, karena harus didesain dulu," ucap Basuki.
Sistem intake
Sementara itu, terkait kebutuhan air bersih akibat banjir bandang Sentani, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Papua membangun empat intake (bangunan penampung air bersih) di Sentani dan dua intake tersebar di Danau Sentani serta Teluk Ayapo. Dua intake yang dibangun itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekitar 2.000 keluarga yang rumahnya terendam air Danau Sentani.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Papua Yulianus Mambrasar, mengatakan, hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur Sentani, pada 16 Maret 2019, tidak hanya menyebabkan banjir bandang. Namun, hujan itu juga memicu tingginya volume air yang mengalir ke Danau Sentani, merendam perumahan warga, dan mencemari sumber air bersih warga setempat.
Padahal, bagi masyarakat setempat, Gunung Cycloop layaknya ibu yang mengalirkan air bersih ke danau untuk menyuplai kebutuhan air masyarakat. Namun, air danau itu kini tercemar limbah rumah tangga, lumpur, batu, kayu, hingga bangkai hewan.
Pantauan pada pukul 09.00, air di Danau Sentani belum juga surut. Sebagian dari warga masih berada di pengungsian BNPB, gereja, atau pun balai desa.
Cerli Nere (39), salah satu warga Danau Sentani, mengatakan warga kesulitan mendapatkan air bersih karena terbatasnya perahu dan bahan bakar. Mereka berharap pemerintah menyediakan perahu dan bahan bakar untuk memudahkan distribusi air dari intake ke tempat pengungsian.
Menanggapi keluhan warga, Yulianus mengatakan dua intake yang dibangun sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat hingga 10.000 liter per hari. Setiap tandon yang tersedia juga dapat terisi air bersih dalam waktu singkat, sekitar lima sampai 10 menit.
Namun, dia mengakui persoalan ada pada jarak tempuh bagi warga yang ingin mengambil air dari intake. Pihaknya berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura menyediakan perahu dan bahan bakar untuk memudahkan distribusi air bersih.
"Tim relawan (BNPB) juga menemukan beberapa titik mata air. Itu sudah kami bersihkan dan manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air ke rumah warga," ucap Yulianus.
Salah satu mata air yang ditemukan itu berada di sekitar Danau Sentani atau tepat di tepi jalan raya menuju ke Bandara Sentani. Mata air itu ditemukan Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo, Minggu, kemarin.
"Yang paling penting itu masyarakat sudah dapat air bersih. Mata air itu juga sudah kami alirkan ke posko pengungsian," ucap Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo.