Tanggul Kali Pulo Kembali Jebol, Normalisasi Semakin Mendesak Dilakukan
Oleh
Pandu Wiyoga
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebocoran fondasi tanggul Kali Pulo, Minggu (31/3/2019), mengakibatkan permukiman warga di wilayah RT 003 dan RT 004, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tergenang banjir. Kondisi Kali Pulo perlu dikembalikan seperti semula dengan pelebaran dan pengerukan agar masalah banjir akibat penyempitan aliran saluran penghubung itu tidak terus terulang.
Hujan deras yang mengguyur Kelurahan Jati Padang dan sekitarnya pada Minggu sore pukul 14.00 membuat volume air di Kali Pulo membengkak dan meluap hingga ke permukiman warga. Banjir setinggi 100 cm itu membuat sekitar 50 warga setempat harus mengungsi.
Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Selatan Holi Susanto kepada Kompas, Senin (1/4/2019), mengatakan, sejak semalam 70 petugas diturunkan ke lokasi untuk membuat cerucuk dan karung pasir untuk menahan air yang keluar dari fondasi tanggul yang bocor. ”Saat ini petugas juga sedang berupaya melakukan pemasangan rangka besi untuk memperbarui struktur fondasi tanggul,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Kompas, sejak 2017, banjir di Kali Pulo akibat volume air yang melebihi kapasitas tanggul setidaknya sudah terjadi sebanyak tiga kali. Adapun wilayah yang paling kerap terdampak banjir adalah wilayah RT 003, RT 004, RT 011, dan RT 014 Kelurahan Jati Padang.
Sejak awal 2019, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan telah melakukan sejumlah antisipasi mencegah banjir. Pada Januari, tanggul Kali Pulo diperkuat agar bisa menahan tekanan dari arus air Kali Pulo hingga tinggi muka air maksimal sekitar 60 sentimeter dan tekanan air hingga 2,6 meter kubik per 5 detik (Kompas, 30/1/2019).
Selain itu, pada Februari 2019, Suku Dinas SDA juga telah selesai membuat sodetan berukuran 1 meter x 1 meter sepanjang 40 meter untuk memecah aliran Kali Pulo. Hal itu dilakukan agar air dari Kali Pulo dapat terbagi ke arah barat dan mengurangi limpasan air di Jati Padang.
Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali yang datang ke lokasi banjir, Minggu (31/3), mengatakan, perbaikan tanggul akan diselesaikan secepat mungkin agar luapan air dapat segera diatasi. ”Segera diperbaiki tanggulnya supaya banjir tidak berlarut dan menggenangi rumah warga,” katanya.
Namun, pada kenyataannya, perbaikan dan penguatan tanggul saja belum cukup melindungi warga dari bahaya banjir. Yang selama ini terjadi, Suku Dinas SDA kesulitan menguruk endapan lumpur di tanggul karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi padat tersebut. Akibatnya, daya tampung tanggul menurun dan air kembali meluap ke luar tanggul.
Perbaikan dan penguatan tanggul saja belum cukup melindungi warga dari bahaya banjir. Yang selama ini terjadi, Suku Dinas SDA kesulitan menguruk endapan lumpur di tanggul karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi padat tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan ketika meninjau Kali Pulo pada (21/12/2017) mengatakan, Kali Pulo harus dilebarkan karena parahnya penyempitan. Di beberapa ruas, lebar trase Kali Pulo tinggal 2 meter, bahkan 1,5 meter, padahal lebar trase seharusnya 20 meter (Kompas, 22/12/2017).
Akan tetapi, pelebaran sungai tersebut baru bisa dilakukan dalam jangka panjang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dulu harus melakukan pembebasan lahan dan penyiapan rumah susun mengingat upaya pelebaran sungai mengharuskan relokasi warga di wilayah tersebut.
Holi mengatakan, saat ini belum ada rencana terkait dengan normalisasi Kali Pulo. Yang dilakukan petugas Suku Dinas SDA saat ini masih sebatas pekerjaan jangka pendek untuk melakukan perbaikan dan penguatan tanggul.