JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Januari-Febuari 2019 sebanyak 2,48 juta. Jumlah ini meningkat 8,19 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada Januari-Februari 2018.
Tahun ini, pemerintah menargetkan 20 juta kunjungan wisman ke Indonesia dengan perolehan devisa 17,6 miliar dollar AS.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 984.700 kunjungan wisman pada Januari-Februari 2019 dari ASEAN. Jumlah ini naik 22,5 persen dibandingkan pada Januari-Februari 2018.
Adapun kunjungan wisman dari Timur Tengah sekitar 29.700 kunjungan. Jumlah ini anjlok 18,27 persen dari Januari-Februari 2018.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menilai, peningkatan kunjungan wisman pada Januari-Febuari 2019 cukup bagus.
”Sebab, sekarang sebenarnya masih low season,” katanya di Jakarta, Senin (1/4/2019).
Low season adalah musim sepi wisatawan, sedangkan high season adalah musim banyak orang berwisata.
Hariyadi menambahkan, kunjungan wisman dapat dipengaruhi tarif angkutan udara. ”Wisman biasanya menggunakan pesawat domestik. Kalau harga tiket terlalu mahal, mereka akan mengalkulasi dan mengurangi paket perjalanan,” katanya.
Menurut Hariyadi, wisman dari ASEAN, termasuk China, merupakan wisman yang berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia. ”Dalam 2 tahun terakhir, kami memang fokus di pasar ASEAN dan Asia,” katanya.
Wisman biasanya menggunakan pesawat domestik. Kalau harga tiket terlalu mahal, mereka akan mengalkulasi dan mengurangi paket perjalanan. (Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia)
Wisman dari negara-negara ASEAN, lanjut Hariyadi, lebih mudah berkunjung ke Indonesia, memanfaatkan masa libur yang singkat. Sebab, jarak ke Indonesia juga lebih dekat dibandingkan dengan negara-negara Eropa.
Faktor lain yang mendukung peningkatan jumlah wisman ASEAN ke Indonesia adalah penerbangan regional yang semakin banyak serta aplikasi berbasis digital yang menawarkan layanan kebutuhan wisatawan, misalnya hotel.
Secara terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan, wisman yang datang ke Indonesia banyak dari Malaysia, China, Singapura, Timor Leste, dan Australia. Wisman dari Malaysia sekitar 20,84 persen dari total wisman yang datang ke Indonesia.
Suhariyanto berharap pelaku usaha sektor pariwisata dapat menggarap pasar negara-negara asal wisman, terutama yang kunjungannya ke Indonesia turun. Dengan demikian, kunjungan wisman dapat terus meningkat.
Berdasarkan data BPS, tamu asing menginap rata-rata 2,78 hari di Indonesia pada Februari 2019. Lama menginap ini turun dibandingkan dengan Februari 2018 yang selama 2,96 hari.
Provinsi yang membukukan rata-rata tamu asing menginap paling lama pada Februari 2019 adalah Sumatera Selatan, yakni 4,18 hari. (FER)