HANOVER, SELASA — Indonesia terpilih menjadi negara mitra untuk penyelenggaraan salah satu pameran industri teknologi terbesar di dunia, Hannover Messe, pada 2020. Kesempatan itu memberikan lebih banyak peluang kerja sama atau pertukaran antara perusahaan Indonesia dan negara-negara lain.
Pada 2019, pameran yang digelar di Hanover, Jerman, itu berlangsung pada 1-5 April 2019. Pameran itu menghadirkan 6.500 perusahaan dari 75 negara. Sejumlah tema industri yang dipamerkan termasuk teknologi hasil revolusi industri gelombang keempat atau industri 4.0, kecerdasan buatan atau AI, sistem operasi seluler 5G, dan konstruksi ringan.
Tahun ini, Swedia tampil sebagai negara mitra resmi Hannover Messe 2019. ”Kolaborasi, inovasi, dan transformasi digital akan menjadi fokus pameran Swedia pada 2019. Kami ingin berinteraksi dengan pengunjung dan menyediakan platform untuk menjalin hubungan, berdagang, dan berinvestasi,” kata Peter Eriksson, Menteri Perumahan dan Pengembangan Digital Swedia, dalam rilis yang diunggah di situs Hannover Messe.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong, Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, serta delegasi Kementerian Perindustrian hadir dalam pembukaan Hannover Messe 2019 pada 31 Maret 2019. Acara itu dibuka oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Swedia Stean Lofven.
Merkel menggarisbawahi pentingnya peran AI untuk kemajuan industri 4.0. ”AI akan menopang revolusi industri keempat. Untuk itu, strateginya perlu terus dikembangkan,” katanya, seperti dikutip dari pernyataan yang diterima Kompas, Selasa (2/4/2019).
Selain AI, peran jaringan 5G dalam industri 4.0 juga menjadi perhatian besar Jerman. Menurut Merkel, standar 5G harus dikaji secara utuh dan menyeluruh, terutama dari sisi keamanannya. Jerman bersedia bekerja sama dengan pabrikan atau penyedia teknologi dari negara mana saja. Saat ini Jerman dan Uni Eropa sedang menyusun standar jaringan 5G yang tepat bagi Eropa.
Di sela-sela pameran yang berlangsung hingga Jumat (5/3/2019), Thomas yang mewakili Menteri Perindustrian akan hadir untuk serah terima Negara Mitra Hannover Messe dari Swedia ke Indonesia. Indonesia merupakan negara pertama ASEAN yang memperoleh kesempatan itu.
Thomas telah melihat bahwa ada banyak inovasi teknologi di bidang energi, teknologi berkelanjutan, dan otomasi produksi yang dipamerkan dalam pameran itu. Ia juga bertemu dengan Direktur Jenderal Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO) Li Yong untuk membahas kerja sama di bidang investasi dan industri.
Thomas mengatakan, Indonesia siap bekerja sama dengan UNIDO di bidang peningkatan sumber daya manusia industri dan teknologi. Salah satu wujud kerja sama itu melalui pengembangan pendidikan vokasi. Li Yong mendukung gagasan itu dan akan menindaklanjutinya.