Kinerja Jadi Faktor Keunggulan Elektabilitas Jokowi
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tingginya persepsi publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi faktor keunggulan elektabilitas tersebut.
Berdasarkan hasil survei dari Indo Barometer yang dirilis di Jakarta, Selasa (2/4/2019), elektabilitas pasangan Jokowi-Amin unggul 17,8 persen dari Prabowo-Sandi. Elektabilitas Jokowi-Amin tercatat 50,8 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 32 persen. Sementara responden yang belum memilih atau tidak menandai kertas simulasi sebesar 17,2 persen.
Survei elektabilitas tersebut dilaksanakan pada 15-21 Maret 2019 dengan metode multistage random sampling dan 1.200 responden. Margin of error sebesar ± 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
Peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto, mengatakan, ada lima faktor yang berkontribusi terhadap stabilitas keunggulan Jokowi-Amin atas Prabowo-Sandi.
Faktor pertama adalah tingkat kepuasan kinerja Jokowi sebagai petahana. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas publik (63,2 persen) merasa puas terhadap kinerja Jokowi-Kalla sebagai presiden-wakil presiden. Sementara itu, hanya 32,2 persen responden yang merasa tidak puas.
Dari survei terlihat bahwa tiga alasan tertinggi kepuasan responden terhadap Jokowi-Kalla adalah kinerja yang terbukti (36,4 persen), pembangunan merata (11,5 persen), dan banyaknya pembangunan atau perbaikan infrastruktur (9,2 persen). Di sisi lain, tiga alasan tertinggi bagi responden yang tidak puas adalah tingginya harga bahan pokok (19,2 persen), perekonomian masyarakat semakin sulit (18,1 persen), dan sulitnya lapangan pekerjaan (15,0 persen).
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas publik (63,2 persen) merasa puas terhadap kinerja Jokowi-Kalla sebagai presiden-wakil presiden. Sementara itu, hanya 32,2 persen responden yang merasa tidak puas.
Faktor kedua, penilaian publik terhadap aspek personal Jokowi yang lebih baik dibandingkan Prabowo. Survei Indo Barometer ini menunjukkan bahwa Jokowi cenderung unggul di aspek pengalaman, kedekatan dengan rakyat, intelektualitas, kepemimpinan, taat beragama, dan bersih dari korupsi. Adapun Prabowo unggul dalam aspek tegas dan berwibawa.
Ketiga, program tiga kartu baru Jokowi, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Prakerja, mendapat penilaian yang baik dari masyarakat.
Keempat, Jokowi dianggap responden lebih mewakili aspirasi umat Islam dibandingkan Prabowo. Terakhir, indikator yang juga berpengaruh, lanjut Hadi, adalah meratanya keunggulan Jokowi di berbagai segmen pemilih ataupun wilayah Indonesia.
Baik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin maupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tidak terlalu mempermasalahkan survei tersebut.
Sebelumnya, Ma’ruf Amin menyatakan bahwa pihaknya tidak akan terbuai dengan keunggulan elektabilitas dari sejumlah lembaga survei. Dirinya dan tim akan terus bekerja keras memaksimalkan suara kemenangan dalam pemilu. TKN juga akan terus mengoptimalkan kampanye rapat umum di sisa waktu terakhir.
Sementara itu, Prabowo juga pernah mengatakan bahwa ia tidak percaya dan tidak mau ambil pusing terkait hasil survei, terlebih lagi yang memenangkan pasangan capres lain. Ia merasakan bahwa dukungan rakyat Indonesia sudah semakin besar untuk memenangkannya pada Pemilu 2019.