Optimisme Ekonomi China-AS Dorong Naiknya Bursa Asia
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Pasar saham Asia memperpanjang reli mereka pada hari Selasa (2/4/2019) karena survei aktivitas pabrik China dan Amerika Serikat meningkatkan kepercayaan investor. Optimisme pasar pun memicu aksi jual terbesar secara harian dalam hampir tiga bulan di pasar Treasury AS.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen ke level tertinggi dalam tujuh bulan setelah menguat lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya. Saham Australia naik 0,8 persen, sementara Nikkei Jepang naik 0,4 persen, memperpanjang kenaikannya untuk sesi ketiga. Saham Wall Street melonjak pada hari Senin, dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average keduanya naik lebih dari 1 persen. Indeks Dow Jones terangkat kenaikan tajam saham-saham Caterpillar Inc dan Boeing Co.
Investor bersorak setelah data AS menunjukkan peningkatan dalam aktivitas manufaktur bulan lalu dan pengeluaran konstruksi untuk Februari. Optimisme bertambah setelah sektor manufaktur China secara mengejutkan kembali ke pertumbuhan untuk pertama kali dalam empat bulan pada Maret sebagai tanda langkah-langkah stimulus pemerintah mulai dirasakan.
Berita cerah yang jarang terjadi untuk ekonomi global saat-saat ini datang di tengah kekhawatiran yang terus-menerus atas penurunan perekonomian di seluruh dunia. Hal itu antara lain dilatarbelakangi sengketa tarif China-AS, melambatnya perdagangan dan keuntungan perusahaan yang mendorong investor untuk membuang aset berisiko selama beberapa bulan terakhir.
”Pasar bereaksi terhadap peningkatan sentimen di China. Banyak investor membeli untuk mengantisipasi kenaikan saham,” kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities. ”Namun, memikirkan bagaimana keadaan sebenarnya, pada akhir minggu ini klaim pengangguran (AS) akan dirilis dan memang benar bahwa konsumsi individu, yang menyumbang 70 persen dari produk domestik bruto, belum baik. Saya pikir itu telah diperhitungkan.”
Data yang menggembirakan tentang aktivitas manufaktur di dua ekonomi terbesar di dunia itu menyebabkan awal yang goyah ke pasar surat AS. Pasar surat utang Treasury 10 tahun AS mengalami kenaikan pemesanan terbesarnya secara harian sejak 4 Januari tahun ini. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun semalam melonjak ke level tertinggi lebih dari satu minggu 2,502 persen, bergerak dari level terendah 15 bulan di level 2,340 persen pada 25 Maret.
Di pasar mata uang, poundsterling terpukul setelah parlemen Inggris belum juga menemukan kesepakatan perihal keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit. ”Satu-satunya hal yang masuk akal bagi Theresa May untuk dilakukan adalah menyingkir dan membiarkan orang lain mengendalikan Brexit,” kata Naeem Aslam, kepala analis pasar di Think Markets di London.
Poundsterling terakhir turun 0,25 persen pada level 1,3073 per dollar AS. Nilai tukar itu tidak jauh dari posisi bulan lalu yang sempat menyentuh level 1,2945 per dollar AS. Sementara itu, nilai tukar euro berada dekat level terendah tiga minggu di level 1,1198 per dollar AS. Posisi dollar AS sendiri turun terhadap yen di level 111,33 per yen. (REUTERS)