”The Gunners” Menepis Label Medioker
LONDON, SENIN — Pada awal musim, nyaris semua dari 24 pengamat Liga Primer Inggris memprediksi Arsenal finis di papan tengah. Label tim medioker itu semakin melekat ke tim asal London itu setelah gagal lolos Liga Champions dalam dua musim terakhir.
Dari 24 pengamat itu, terdapat beberapa legenda Arsenal, seperti Ian Wright, Paul Merson, dan Martin Keown. Ketiganya lebih memilih Liverpool, Manchester City, serta Manchester United ataupun Tottenham Hotspurs sebagai penghuni tiga besar.
Merson dan Keown bahkan tidak memasukkan mantan timnya dalam peringkat empat besar, sementara Wright sedikit lebih dermawan dengan menempatkan Arsenal di peringkat keempat. Hanya 25 persen pengamat yang meyakini Arsenal meraih tiket masuk ke Liga Champions.
”Tidak mungkin mereka bisa menyeimbangkan tim. Skuad mereka tidak cukup kuat dan besar untuk bersaing. Mereka akan terganggu karena harus bermain di Liga Europa sekaligus Liga Primer,” kata Merson, mantan gelandang serang Arsenal pada 1985-1997.
Namun, pelatih baru Arsenal, Unai Emery, bersama skuad minimnya dapat membalikkan prediksi tersebut. Dini hari WIB tadi, Selasa (4/2/2019), ”The Gunners”, julukan Arsenal, merebut peringkat ketiga klasemen dari Spurs setelah mengalahkan Newcastle, 2-0, di Stadion Emirates.
Seusai meraih 10 kemenangan beruntun di kandang, Aaron Ramsey dan rekan-rekan untuk pertama kali berada di posisi tersebut. Dengan tujuh laga tersisa, mereka menjadi kandidat terkuat meraih tiket Liga Champions dengan potensi finis di tiga besar.
”Kami bermain konsisten dalam beberapa laga terakhir. Dengan cara bermain sendiri, kami berada dalam momentum untuk bisa finis tiga besar. Namun, pertandingan berikutnya masih sulit ditebak,” kata Emery seusai laga.
Arsenal sekarang kokoh dengan raihan 63 poin, di bawah Liverpool dan City. Mereka dibayangi Spurs dan Manchester United yang sama-sama mengoleksi 61 poin. Spurs berada di peringkat keempat karena lebih unggul selisih gol. Chelsea tertinggal di posisi buncit enam besar dengan 60 poin.
Emery menepis keraguan dalam musim pertamanya. Meski kekurangan pemain di posisi vital, bek tengah dan penyerang sayap, pelatih asal Spanyol itu mampu memanfaatkan kondisi sebaik mungkin. Dia sudah terbiasa dengan keterbatasan, seperti saat melatih klub La Liga, Sevilla dan Valencia.
Harus tiga
Arsenal wajib berada di peringkat ketiga jika ingin mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan. Berbeda daripada biasanya, peringkat keempat Liga Primer belum pasti mendapatkan tiket langsung ke turnamen paling bergengsi di Eropa tersebut.
Hal itu karena terdapat empat tim Inggris di perempat final Liga Champions dan dua tim Inggris di Liga Europa. Jika kedua tim Inggris memenangi dua gelar beda kasta itu, mereka otomatis lolos ke Liga Champions. Dengan kuota lima tim per negara, jatah berdasarkan peringkat akhir di liga berkurang dari empat menjadi tiga.
Dari sisi jadwal, Arsenal lebih diunggulkan daripada tiga pesaingnya, yaitu Spurs, MU, dan Chelsea. Tim asal London Utara itu tidak lagi berhadapan dengan enam besar klasemen. Berbeda dengan MU yang harus melawan Chelsea dan Tottenham melawan Manchester City.
Meski begitu, The Gunners tidak bisa menganggap remeh tujuh laga tersisa. Jadwal itu penuh intrik karena mereka hanya menyisakan dua laga di kandang. Dalam lima laga tandang tersisa, mereka harus melawan penghuni 10 besar, di antaranya Wolverhampton, Leicester City, Watford, dan Everton.
”Kami wajib bermain seperti hari ini untuk bisa mengamankan tiket Liga Champions. Harus mampu bertahan dengan baik dan terus mencetak gol. Emery yakin kami mampu menggapai hal tersebut,” kata salah satu pencetak gol di laga melawan Newcastle, Alexandre Lacazette.
Dominan penuh
Arsenal memulai pertandingan dengan formasi 3-5-2, sama seperti saat mengalahkan Manchester United, dua pekan lalu. Ramsey dan Mesut Ozil yang jarang digunakan pada paruh pertama musim ini kembali diturunkan oleh Emery sejak awal laga.
Ramsey hampir membuka keunggulan tuan rumah saat laga baru berjalan. Pemain yang akan bergabung dengan Juventus musim depan itu bisa menyarangkan bola ke gawang Newcastle. Namun, wasit Anthony Taylor menganulir gol tersebut akibat pelanggaran sebelum tendangan dilakukan.
Baru pada menit ke-30, puluhan ribu pendukung Arsenal di Stadion Emirates bergemuruh merayakan keunggulan. Ramsey kali ini dapat memecah kebuntuan tuan rumah lewat tendangan kaki kiri mendatar ke arah tiang jauh.
Anak asuh Emery terus menguasai bola hingga babak kedua. Mereka unggul hingga 71 persen penguasaan bola. Newcastle hanya menghasilkan satu tendangan ke arah gawang sepanjang 90 menit.
Delapan menit menjelang laga usai, Lacazette menggandakan keunggulan Arsenal lewat tendangan cungkil. Dia bisa memanfaatkan umpan manis dari Pierre-Emerick Aubameyang yang masuk menggantikan Alex Iwobi beberapa menit sebelumnya.
Dengan hasil ini, Arsenal mengulang rekor 10 kali menang beruntun di kandang. Hal itu terakhir kali terjadi pada 1997/1998 saat Arsenal masih bermarkas di Stadion Highbury. Dominasi The Gunners di kandang sangat besar musim ini. Di Liga Primer, hanya Arsenal dan City yang selalu menang saat menjadi tuan rumah selama 2019. (REUTERS/BBC)